IKNPOS.ID – Banyak pihak bertanya-tanya soal masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN), apakah benar di masa mendatang IKN akan berperan sebagai Ibu Kota negara ini, menggantikan Jakarta? Ataukah IKN akan menjadi kota yang salah kelola karena konsep yang diterapkan sejak awal tidak tepat sasaran.
Founder and Chairman Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal berpendapat, tidak perlu ada ambisi untuk menjadikan IKN sebagai kota internasional. “Mindset kita harus jelas. Kita membangun IKN semata-mata untuk bangsa Indonesia, bukan untuk dunia internasional. IKN tidak butuh validasi dari bangsa lain mana pun dan kita juga tidak perlu mengundang warga negara asing untuk tinggal di IKN,” dalam unggahan video di Instagram resminya @dinopattidjalal, Rabu 12 Juni 2024.
Dino juga berpendapat, kehadiran universitas-universitas dalam negeri di IKN jauh lebih penting dari kehadiran kampus-kampus internasional. “Hotel-hotel dengan brand Indonesia juga harus merajai IKN. Resoran padang juga harus ada di mana-mana,” lanjut Dino.
Menurutnya, jangan sampai nanti lebih banyak perusahan internasional yang berkantor di IKN dibanding perusahaan nasional. Jika ini terjadi, akan mengganggu asas keadilan ekonomi.
“IKN harus menjadi ibu kota dari rakyat Indonesia, oleh rakyat Indonesia, dan untuk bangsa Indonesia. Jika IKN kelak jadi mapan dan tumbuh pesat, dunia Internasional akan datang dengan sendirinya,” tambahnya.
Dino menuturkan, prioritas yang paling utama untuk IKN adalah menjadikannya sebagai suatu pusat pemerintahan. “IKN harus mempunyai penduduknya sendiri,di luar ASN, anggota militer dan polisi. Shingga IKN menjadi ibu kota yang benar-benar hidup dan tidak kosong pengguni,” jelas Dino.
Menurutnya, jika IKN tidak memiliki penduduk, maka IKN tidak akan punya nyawa sebagai ibu kota negara. “Ini merupakan tantangan besar bagi IKN. Karena kalau kita melihat contoh ibu kota administratif Korea Selatan, Sejong City dengan fasilitas perkotaan yang serba hijau dan serba canggih, sampai sekarang mereka masih kesulitan mengumpulkan penduduk lokal. Saat ini jumlahnya sekitar 350 ribu warga, dengan target 500 ribu di tahun 2030,” ungkapnya.