IKNPOS.ID – Radar GCI GM-403 merupakan mata dan telinga pertahanan Indonesia. Alat canggih tersebut rencananya akan dipasang untuk mengcover wilayah udara IKN (Ibu Kota Nusantara).
Fungsi radar GCI GM-403 ini untuk memantau dan mengendalikan lalu lintas udara, memberikan peringatan dini terhadap ancaman udara potensial, dan memastikan keamanan ruang udara nasional.
Radar GCI GM-403 membutuhkan 4 personel untuk mengoperasikannya. Apa saja kecanggihan radar ini? Berikut spesifikasi dan fitur yang dimiliki.
Spesifikasi Radar GCI GM-403
– Menggunakan teknologi 3D yang bisa deteksi objek di ketinggian sangat tinggi hingga rendah
– Mampu memantau macam pesawat hingga drone yang terbang rendah
– Radius jangkauan sejauh 450 Km
– Dilengkapi teknologi AESA (Active Electronically Scanned Array).
– Kecepatan rotasi radar 6 rpm
– Ketinggian deteksi 30.500 meter
– Elevasi antena 20 derajat
Fitur Radar GCI GM-403
– Electronic Counter-CounterMeasures (ECCM)
– Tactical ballistic missile (TBM) detection
– Bersifat mobile deployment (bisa dipindahkan)
– Dapat dipasang dengan truk trailer 6X6 atau 8X8.
Kepala Biro Humas Setjen Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengatakan 13 unit sistem radar GCI GM-403 itu dijadwalkan dikirim dari Prancis dalam waktu 48 bulan atau 4 tahun setelah kontrak efektif.
“Kontrak ditandatangani tanggal 20 April 2022. Pengiriman dilakukan dalam waktu 48 bulan setelah tanggal efektif kontrak. Periode garansi sistem radar ini adalah 36 bulan,” ujar Edwin.
Menurutnya sistem radar GCI ini sangat penting untuk pertahanan di Indonesia. Terutama di wilayah udara IKN. Tujuannya untuk memantau dan mengendalikan lalu lintas udara. Selain itu, radar ini mampu memberikan peringatan dini terhadap ancaman udara potensial.
Kolaborasi Indonesia-Prancis
Radar ini merupakan kolaborasi Indonesia-Prancis. Ada 13 radar yang saat ini diproduksi oleh PT Len Industri (Persero) Holding Defend ID dan Thales, Perancis.
“Komponen utamanya radar itu adalah produksi dalam negeri. Memang, sebagian besar komponennya masih diproduksi di Prancis. Namun, kita sudah punya teknologi sendiri,” ujar Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Holding Defend ID, Bobby Rasyidin, Selasa, 2 Juli 2024.
Proses produksi, lanjutnya, telah mencapai 70-80 persen. Tahun ini diharapkan radar tersebut bisa dipasang untuk mengcover wilayah udara IKN.
“Wilayah udara IKN akan dicover dulu. Sehingga threat yang ada di udara. Yang datang dari udara bisa dilakukan identifikasi,” imbuhnya.
Saat beroperasi, kata Bobby, radar GCI akan berinteroperabilitas dengan 12 radar buatan Retia, Ceko. Radar ini juga dibeli oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.
“Jadi 13 radar ini akan berinteroperability dengan 12 radar Ceko. Harapannya bisa mengcover seluruh wilayah udara Indonesia,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Thales merupakan perusahaan bidang teknologi dan pertahanan yang berpusat di Paris, Prancis. Lini bisnis Thales beroperasi selama lebih dari 40 tahun di Indonesia. Perusahaan itu merupakan mitra utama militer Indonesia. Terutama pengadaan sistem radar.
PT Len Industri (Persero) dalam siaran tertulisnya menjelaskan radar GCI merupakan salah satu alutsista utama yang fungsinya dapat diibaratkan sebagai mata pertahanan.
“Dengan jangkauannya yang bisa mencapai 450 km, radar tipe ini berperan memberikan pengawalan pada pesawat pencegat maupun pesawat buru sergap dalam menjalankan misinya,” tulis PT Len Industri.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menandatangani kontrak jual beli dengan PT Len Industri (Persero) untuk pengadaan 13 unit sistem radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 dari Thales, Prancis.
Kerja sama strategis pembuatan 13 sistem unit radar GCI GM-403 ini ditandatangani PT Len Industri (Persero) dan Thales di Surabaya, Jawa Timur, pada 20 April 2022.
Penandatanganan itu disaksikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Dalam perjanjian itu, terutama yang terkait radar, kerja sama mencakup rencana alih teknologi untuk radar militer dan sipil.
Termasuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan (MRO) di dalam negeri dan pengembangan bersama radar komando dan kendali (C2) nasional.