IKNPOS.ID – Biasanya penerapan teknologi dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Kalimantan Timur (Kaltim) dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Lahan di Kaltim memang kerap terbakar dan butuh upaya keras untuk memadamkan hutan dan lahan gambut yang terbakar.
Jika karhutla terjadi, maka asap yang ditimbulkan bisa sangat mengganggu dan membahayakan kehidupan masyarakat Kalimantan. Bahkan tak jarang asap bisa mencapai negara tetangga. Untuk itu, perlu dilakukan OMC untuk membuat hujan di wilayah yang terbakar.
Tapi saat ini, kondisi sebaliknya terjadi. Demi tetap terlaksananya proses pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), diterapkan OMC guna mencegah turunnya hujan di wilayah tersebut.
“Dulunya kami lakukan pada saat karhutla, yakni membuat hujan di musim kemarau. Khusus untuk pembangunan IKN, malah sebaliknya,” jelas ketua tim Pokja Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Dyan Novrida, Sabtu 6 Juli 2024.
Terhitung sejak Januari hingga Juli 2024, kurang lebih telah empat kali dilakukan modifikasi cuaca. Dengan memantau wilayah mana terdapat pertumbuhan awan, serta pergerakannya kemudian bibit awan ditaburi garam agar mempercepat proses kondensasi sehingga menghalau terjadinya hujan.
Lanjutnya setiap periode modifikasi cuaca, garam yang dibutuhkan setidaknya 800 kilogram sekali tabur. Untuk mempermudah pelaksanaannya, proses dilakukan dengan bantuan pesawat yang diterbangkan diatas ketinggian bibit awan dengan pertimbangan arah serta kecepatan angin.
“Modifikasi cuaca ini kami lakukan atas kerjasama TNI AU, BRIN, K/L, dan pihak swasta juga dari PUPR sebagai pelaksana pembangunan di IKN. Biasanya di perairan Balikpapan atau utara wilayah IKN daerah Kukar, di selatannya IKN daerah Paser,” lanjut Dyan.