IKNPOS.ID – Belum adanya investasi asing yang masuk ke IKN (Ibu Kota Nusantara) disorot mantan Menkopolhukam Mahfud MD. Melalui akun X pribadinya pada Rabu, 12 Juni 2024, Mahfud menyebut nama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Dalam cuitannya itu, Mahfud juga melampirkan link sebuah media nasional yang menyebut Bahlil mengakui belum ada investor asing masuk IKN.
“Oooh, sampai saat ini belum ada ya? Cari terus, Mas Bahlil. Setelah 17 Agustus itu perlu jelas deadline-nya. Bisa 6 bulan lagi, bisa 2 tahun lagi, bahkan bisa entah sampai kapan,” tulis Mahfud seperti dikutip IKNPOS.ID dari akun X @mohmahfudmd pada Rabu, 12 Juni 2024.
Diketahui, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa, 11 Juni 2024, Bahlil Lahadalia mengakui investor asing hingga saat ini belum masuk ke IKN.
“Untuk tahap pertama investasi yang masuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) semunya. Belum ada PMA (Penanaman Modal Asing) yang melakukan groundbreaking,” ujar Bahlil.
Seminggu lalu, kata Bahlil, dirinya baru pulang dari IKN. Menurutnya, hotel dan rumah sakit sudah hampir jadi. Begitu juga dengan beberapa gedung-gedung untuk sarana prasarana mendasar. “Itu adalah investasi semuanya dalam negeri di luar APBN,” imbuhnya.
Bahlil menyebut PMA baru masuk pada tahap II. Artinya, setelah pembangunan tahap I yaitu Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP selesai.
“Kalau ditanya kenapa belum ada investasi asing, karena klaster pertama ini belum selesai 100 persen. Sekarang kami lakukan percepatan,” lanjutnya. Bahlil menegaskan infrastruktur yang dibangun di IKN tak hanya bersumber dari APBN.
Total Investasi Capai Rp 49,6 Triliun
Selain APBN, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga mengandalkan investasi. Bisa dari dalam maupun luar negeri. Namun, hingga kini investasi yang masuk belum sesuai target.
Lambatnya investasi yang masuk ke IKN ini diduga terjadi karena sejumlah faktor. Terbaru adalah mundurnya kepala dan wakil Kepala Otorita IKN.
Namun, hal itu dibantah oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.Dia memastikan investasi di IKN tidak berkurang, meski kepala dan wakil kepala Otorita IKN telah mengundurkan diri.
Justru, kata Bahlil, saat ini banyak pengusaha yang datang untuk melihat progres pembangunan proyek strategis nasional di Kalimantan Timur tersebut.
Menurut dia, isu terkait berkurangnya nilai investasi di IKN setelah mundurnya Kepala dan Wakil Kepala OIKN merupakan hal yang tak benar.
Hal itu, lanjutnya, dapat dibuktikan melalui progres pembangunan IKN yang tetap berjalan hingga saat ini. Seperti halnya pembangunan hotel yang sudah sebagian rampung. Selain itu, rumah sakit di IKN yang progresnya mencapai 70 persen.
“Proses pembangunan infrastruktur belum 100 persen itu benar. Tetapi animo orang mau masuk untuk melakukan investasi tidak ada yang berkurang,” tegas Bahlil pada Jumat, 7 Juni 2024.
Hingga saat ini, total investasi yang masuk di IKN mencapai Rp 49,6 triliun. Hal ini diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa beberapa waktu lalu.
Investasi itu telah dibuktikan melalui 6 grounbreaking sebagai tanda dimulainya proses pembangunan berbagai fasilitas di IKN yang didanai non-APBN.
Beberapa waktu lalu, Otorita IKN bekerjasama dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk menggenjot realisasi investasi. Kolaborasi bersama INA diharapkan bisa bantu mencapai target investasi di ibu kota baru senilai Rp 100 triliun pada akhir 2024 ini.
Kasus mundurnya Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe dari jabatan Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN (Ibu Kota Nusantara) diprediksi oleh DPR dapat menurunkan kepercayaan investor.
Bahkan Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama dengan tegas menyebut realisas investasi yang dicanangkan di IKN Kalimantan Timur (Kaltim), masih jauh dari target.
Terlebih investasi luar negeri yang masih nihil hingga sekarang. Sejauh ini, baru berupa surat pernyataan minat tetapi belum ada realisasi.
Padahal target hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 100 triliun. Suryadi menyebut pemerintah perlu memperbaiki perencanaan yang bersifat internal.
328 LoI Sudah Masuk IKN
Deputi Investasi dan Pendanaan OIKN, Agung Wicaksono, mengungkapkan, surat minat investasi atau letter of intent (LoI) di IKN mencapai 328 surat.
“Dari 328 itu sebagian besar masih domestik. Tetapi 45 persen asing yang berminat,” jelas Agung.
Sebanyak 328 LoI itu terdiri dari 187 LoI asal Indonesia. Kemudian , Singapura 28, Jepang 25, Tiongkok 21, Malaysia 20. Selanjutnya, Korea selatan 101, Amerika Serikat 7, Spanyol 4, Finlandia 3 dan lainnya sebanyak 24 LoI.
Investor asing yang mendominasi berasal dari Singapura, Jepang, Tiongkok serta Malaysia. Otorita IKN sendiri melaporkan total investasi groundbreaking tahap 6 di IKN mencapai Rp 1,75 triliun.
Ini mencakup 5 badan usaha sektor pendidikan dan riset serta 3 badan usaha sektor pendukung turut berpartisipasi.
Rinciannya, pada sektor pendidikan dan riset, groundbreaking telah dilakukan untuk Bina Bangsa School yang merupakan Sekolah Internasional & Sport Center. Estimasi investasi Rp 150 miliar di atas lahan seluas 1,88 hektar.
Selain itu, Universitas Gunadarma dengan Program Studi Doktor Internasional yang akan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dari negara lain.
Seperti Prancis, Slovakia, dan Swedia juga melaksanakan groundbreaking dengan estimasi investasi Rp 75 miliar di atas lahan seluas 2,45 hektar.
Selanjutnya, Sekolah Islam Al-Azhar Summarecon Nusantara dengan estimasi nilai investasi Rp 150 miliar, akan menghadirkan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA.
Sekolah ini akan menjadi bangunan modern berwawasan lingkungan yang nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas olahraga, laboratorium, dan gedung serbaguna di lahan seluas 2.9 Hektar.
Ada pula kolaborasi Pertamina dan Bakrie Group untuk membangun Pusat Riset Energi Berkelanjutan ‘Nusantara Sustainability Hub’ di IKN dengan estimasi nilai investasi Rp 197,8 miliar di lahan seluas 2.4 Hektar.
Pada sektor pendukung, telah dilakukan groundbreaking untuk Arena Lifestyle F&B dengan estimasi investasi Rp 100 miliar di atas lahan seluas 0,84 hektar.
Selain itu, PLN Icon Plus mendirikan Central Telecommunication Office dengan estimasi investasi Rp 1 triliun di atas lahan seluas 1,3 hektara.
Yang terakhir, BTN mendirikan kantor perbankan dan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman program KPR dengan estimasi investasi Rp 86 Miliar di atas lahan seluas 0,9 hektar.