IKNPOS.ID – Bagi kalian lulusan dengan pendidikan sarjana (S1), kalian bisa melamar ke Bank Indonesia melalui jalur Pendidikan Calon Pegawai Asisten Manajer (PCPM) angkatan ke-40.
Bank Indonesia (BI) membuka Program Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) Angkatan 40. Rekrutmen ini dibuka untuk lulusan S1 dan S2 dari berbagai jurusan dengan sejumlah syarat dan tahapan seleksi yang harus dipenuhi.
Melansir dari laman Bank Indonesia, bagi kalian yang ingin berkarir di industri perbankan, lowongan ini dibukan pada 7-12 September 2025. Artinya ini merupakan hari terakhir pendaftaran PCPM bank Indonesia sampai pukul 23.59 WIB.
Related Post
Bagi kalian pelamar pekerja di BI disarankan mengirim lamaran melalui website resmi PCPM Bank Indonesia. Dan pendaftaran ini tanpa dipungut biaya apapun. Berikut ini akan membagikan syarat, cara daftar PCPM BI 2025:
Syrat Daftar PCPM Bank Indonesia 2025
taran PCPM BI 2025
Warga Negara Indonesia (WNI)
Sehat jasmani dan rohani
Usia maksimal 26 tahun (S1) dan 28 tahun (S2) per 7 September 2025
Lulusan minimal S1 dengan IPK ≥ 3,00 (skala 4,00)
Diutamakan memiliki pengalaman organisasi
Tidak sedang terikat ikatan dinas (atau bersedia melepaskannya)
Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia
Cara Daftar PCPM BI 2025
Pendaftaran hanya dilakukan secara online melalui laman resmi pcpm40rekrutmenbi.id
pada 7–12 September 2025.
Langkah pendaftaran:
Buka laman pcpm40rekrutmenbi.id
Register/Login dengan email aktif
Masukkan NIK dan klik Lanjut
Centang pernyataan kesediaan ditempatkan di seluruh kantor BI, lalu klik Submit
Unggah foto profil dan isi data lengkap (data diri, pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, keluarga, referensi, hingga dokumen pendukung)
Setelah semua data terisi, lanjutkan tahap sesuai instruksi di laman PCPM 40
Jurusan yang Bisa Melamar PCPM BI 2025
Bank Indonesia membuka kesempatan bagi banyak program studi, di antaranya:
Matematika & Aktuaria
Statistika
Teknik (Industri, Sipil, Arsitektur, Kimia, Lingkungan, Mesin, Elektro, Fisika, Informatika)
Terverifikasi Dewan Pers