“Nilai utama dari penerapan BGC adalah kemampuan menghemat energi hingga 60 persen dari total konsumsi. Ini menjadi langkah penting menuju kota berkelanjutan,” jelas Fajar.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesiapan dokumen sertifikasi dan penilaian bagi seluruh penyedia jasa yang terlibat dalam pembangunan. Standarisasi tersebut akan memastikan kualitas dan konsistensi dalam implementasi teknologi cerdas di setiap bangunan.
Kolaborasi Menuju Kota Digital yang Aman
Kegiatan sosialisasi ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yaitu Yessi Arnaz Ferari dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Firdaus Kifli dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Keduanya menyoroti pentingnya keamanan siber dalam infrastruktur kota cerdas.
Mereka menekankan bahwa setiap sistem digital di Nusantara harus dirancang dengan prinsip keamanan tinggi agar dapat melindungi data warga dan memastikan keberlanjutan layanan publik.
IKN Jadi Simbol Kota Cerdas dan Berkelanjutan
Melalui inisiatif ini, Otorita IKN menunjukkan komitmennya untuk membangun kota yang tidak hanya indah secara arsitektur, tetapi juga unggul dalam efisiensi dan keamanan digital. Konsep BGC menjadi simbol perubahan menuju kota masa depan yang berbasis teknologi, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa Nusantara menjadi kota yang cerdas secara sistem, efisien secara energi, dan aman secara digital,” tegas Agung.
Dengan penerapan konsep bangunan cerdas berbasis AI, IKN diharapkan menjadi contoh nyata transformasi kota modern yang memadukan keberlanjutan, inovasi, dan teknologi dalam satu ekosistem perkotaan yang terintegrasi. (*)