3. Ethereum (ETH): Teknologi Kuat, Fundamental Solid
Sebagai kripto terbesar kedua di dunia, ethereum (ETH) juga mencatat kinerja positif pada 2025. Setelah sempat turun pada April, ETH berhasil naik hampir 30% hingga awal September.
Smolarz menegaskan, harga ethereum 2025 tidak bisa diabaikan. Pasalnya, Ethereum terus meluncurkan inovasi jaringan, memperkuat skalabilitas, dan mendapatkan dukungan besar dari dana institusional melalui ETF.
Meski volatilitas tetap ada, fundamental Ethereum dinilai solid untuk jangka panjang. Bagi investor, ETH masih menjadi aset kripto wajib dalam portofolio.
4. Arbitrum (ARB): Altcoin dengan Tata Kelola DAO Besar
Berbeda dengan altcoin lain, Arbitrum (ARB) menonjol lewat tata kelola DAO (Decentralized Autonomous Organization) yang mengatur aset senilai lebih dari USD 2,5 miliar.
Namun, Cummings menekankan bahwa ARB kini berada dalam pengawasan regulasi baru dari GENIUS Act.
Aturan ini mewajibkan pendaftaran pemilik manfaat dan laporan rutin ke regulator. Jika tidak dipatuhi, peserta governance ARB bisa dianggap sebagai penasihat investasi ilegal di bawah hukum AS.
Meski demikian, potensi pertumbuhan Arbitrum tetap menarik, terutama bagi investor yang percaya pada sistem governance berbasis DAO.
Strategi Investasi Kripto Musim Gugur 2025
Tahun 2025 membuktikan bahwa pasar kripto tidak hanya soal bitcoin dan ethereum, tetapi juga soal altcoin potensial seperti solana dan arbitrum.
Dengan dinamika harga, inovasi teknologi, dan kebijakan regulasi yang terus berkembang, investor perlu menyusun strategi yang cermat.
Pantau terus pergerakan pasar, jangan lupa diversifikasi portofolio, dan manfaatkan momentum musim gugur ini untuk mengambil keputusan yang lebih bijak.
Bagi yang serius terjun ke dunia aset digital, investasi kripto 2025 bisa menjadi pintu menuju peluang besar—asal tetap waspada dengan risiko yang ada.