IKNPOS.ID – Polda Metro Jaya mengungkap adanya dugaan serius soal pemberian imbalan uang kepada peserta aksi anarkistis yang terjadi di Jakarta pada 25–31 Agustus 2025. Fakta mengejutkan, peserta yang terlibat bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyampaikan bahwa pihak kepolisian tengah mendalami siapa aktor yang berada di balik dugaan praktik iming-iming uang tersebut.
“Ada beberapa pihak yang masih kami dalami karena diduga memberikan imbalan uang dengan rentang Rp62.500 hingga Rp200.000 bagi anak-anak maupun dewasa yang mau hadir melakukan aksi,” ungkapnya kepada awak media, Rabu 3 September 2025.
38 Tersangka Sudah Ditahan
Sejauh ini, polisi telah menetapkan 38 orang tersangka terkait kericuhan yang terjadi di Jakarta. Semua tersangka tersebut kini telah ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Menurut Kombes Ade Ary, para tersangka diduga melakukan berbagai aksi anarkistis, antara lain:
-
Melempar bom molotov dan batu
-
Memukul petugas menggunakan bambu
-
Merusak fasilitas umum
-
Melawan aparat yang bertugas
-
Melakukan kekerasan bersama-sama terhadap Polsek Cipayung, Jakarta Timur
Selain itu, ada indikasi kuat bahwa sejumlah pelajar juga diprovokasi untuk ikut serta. Beberapa tersangka bahkan menghasut lewat media sosial dengan ajakan-ajakan provokatif.
“Salah satu tersangka juga ditahan karena membakar halte bus Transjakarta di depan sebuah mal berinisial F di Jalan Sudirman,” jelas Ade Ary.
Aktor Intelektual Dijuluki “Profesor R”
Polisi tak hanya berhenti pada peserta lapangan. Direktorat Keamanan Negara Polda Metro Jaya mengungkap adanya aktor intelektual di balik kerusuhan.
Seorang pelaku berinisial RAP, yang dikenal dengan julukan “Profesor R”, diduga berperan sebagai koordinator logistik bom Molotov.
Kanit 2 Subdit Kamneg, Kompol Gilang Prasetya, mengatakan bahwa peran R terungkap melalui analisis digital forensik.
“Yang bersangkutan dijuluki Profesor R. Ia membuat tutorial pembuatan bom Molotov dan mengatur titik-titik penyimpanan agar bisa diambil massa saat aksi berlangsung,” beber Gilang.