IKNPOS.ID – Melalui penerapan inovasi budidaya perikanan berbasis lingkungan yang memadukan tambak dengan kawasan mangrove (silvofishery), Universitas Mulawarman (Unmul) memberdayakan masyarakat pesisir di Desa Muara Badak Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
“Metode ini tidak hanya meningkatkan hasil panen udang dan ikan, tetapi juga berhasil merehabilitasi ekosistem mangrove yang krusial bagi kelestarian lingkungan pesisir,” kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unmul, Profesor Esti Handayani Hardi, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Menurutnya, pendampingan riset dan teknologi ini telah mengubah lahan tambak menjadi model percontohan yang produktif secara ekonomi dan tangguh secara ekologi.
“Melalui kolaborasi dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala, kami mengembangkan model silvofishery yang mampu menjaga kualitas air, memperkuat struktur tanggul tambak, sekaligus menjadi habitat alami bagi biota perairan,” ujar Prof Esti.
Dia memaparkan, inisiasi program tersebut telah dirintis sejak 2005 dengan fokus pada rehabilitasi mangrove. Upaya ini kemudian diperkuat secara signifikan pada periode 2021-2022 melalui skema pendanaan Matching Fund bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), yang memungkinkan pembangunan demplot percontohan.
Masyarakat Pokdakan Salo Sumbala menerapkan dua model utama, yakni model tradisional di mana mangrove ditanam di tengah hamparan tambak dan model ekstensif dengan penanaman mangrove di sepanjang tanggul.
“Keberadaan vegetasi mangrove ini terbukti menjadi tempat berlindung yang ideal bagi komoditas seperti udang, kepiting, dan bandeng,” kata Prof Esti.
Hasilnya, petambak mampu memanen udang hingga 50 kilogram dalam satu siklus, bahkan dapat mencapai satu kuintal pada musim-musim tertentu. Selain udang, kelompok ini juga berhasil mengembangkan budidaya kepiting dan rumput laut, yang semakin mendiversifikasi sumber pendapatan mereka.
Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya, Unmul turut memperkenalkan inovasi teknologi berupa nurseripon, sebuah kolam transit yang dirancang khusus untuk adaptasi larva udang sebelum dilepaskan ke tambak utama. Teknologi sederhana ini terbukti efektif menekan angka kematian larva karena perubahan kualitas air yang ekstrem.