IKNPOS.ID – Di era di mana gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. salah satu dilema terbesar yang dihadapi orang tua modern adalah: kapan waktu yang tepat untuk membiarkan anak memiliki HP sendiri?
Di satu sisi, HP adalah jendela ilmu dan alat komunikasi vital. Di sisi lain, HP merupakan gerbang menuju kecanduan screen time, konten negatif, dan risiko keamanan yang mengintai.
Sebuah laporan terkini dari Pew Research Center di Amerika Serikat (AS) memberikan gambaran nyata bagaimana orang tua menghadapi tantangan ini.
Related Post
Tantangan yang Harus Dihadapi Orang Tua
Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 3.000 orang tua dengan anak berusia di bawah 12 tahun ini mengungkap data yang mencengangkan. Ternyata, paparan layar pada anak sudah dimulai sejak usia sangat dini.
- Sebanyak 90% anak-anak menonton TV.
- Penggunaan tablet mencapai 68%.
- Penggunaan HP sendiri menyentuh angka 61%.
Yang lebih mengejutkan, teknologi mutakhir seperti Kecerdasan Artifisial (AI) sudah mulai memasuki dunia anak.
Sekitar 1 dari 10 orang tua mengaku anaknya yang berusia 5-12 tahun telah menggunakan chatbot. Seperti ChatGPT. Sementara, asisten suara seperti Siri dan Alexa digunakan oleh 40% anak.
Kapan Orang Tua Mulai Memberikan Izin?
Pada usia berapa mayoritas orang tua mulai melonggarkan aturan? Survei ini memetakannya dengan jelas:
- Usia 11-12 Tahun: 76% orang tua sudah mengizinkan penggunaan HP.
- Usia 8-10 Tahun: Angkanya masih tinggi, yaitu 64%.
- Usia 5-7 Tahun: Lebih dari separuh (58%) orang tua mengizinkan.
- Di Bawah 2 Tahun: 38% anak sudah dikenalkan pada HP.
Terkait kepemilikan HP pribadi, 1 dari 4 anak sudah memilikinya. Mayoritas tentu saja berada di kelompok usia 11-12 tahun.
Status Ekonomi dan Kepemilikan HP Anak
Yang paling mengejutkan dari survei ini adalah korelasi antara tingkat pendapatan keluarga dan kepemilikan HP anak.
Ternyata, orang tua dengan penghasilan lebih rendah justru lebih banyak memberikan HP pribadi kepada anaknya (31%) dibandingkan dengan orang tua berpenghasilan menengah (20%) maupun tinggi (16%).
Terverifikasi Dewan Pers