IKNPOS.ID – Pi Network kini diklaim bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa di dunia nyata, namun analis menyebut ekosistem masih dalam tahap build-and-hodl dengan likuiditas terbatas.
Pi Network kembali jadi sorotan di komunitas kripto global. Dari yang awalnya hanya dikenal sebagai “mining ringan di smartphone”, kini Pi mulai dipromosikan sebagai mata uang nyata yang bisa dipakai untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, komunitas Pi menyebut pionir sudah bisa menggunakan Pi untuk membayar barang dan jasa nyata. Klaim ini memperlihatkan visi besar: bukan sekadar aset digital, tapi benar-benar berfungsi sebagai alat pembayaran global.
Fitur yang disorot antara lain:
Pi diterima oleh sejumlah merchant di berbagai negara.
Transaksi cepat, aman, dan tanpa batas lintas negara.
Membawa kripto lebih dekat ke penggunaan sehari-hari, seperti membeli kopi, pakaian, hingga elektronik.
Tak heran jika komunitas Pi menyebut ini sebagai awal revolusi pembayaran terdesentralisasi.
Namun, di balik euforia tersebut, analis dari AlvaApp memberikan catatan kritis. Menurutnya, Pi Network masih berada dalam tahap “build-and-hodl” dengan buzz komunitas yang kuat, tetapi likuiditas di mainnet masih terbatas.
Beberapa indikator teknikal menunjukkan:
MACD masih bearish, menandakan tekanan jual.
CRSI oversold, memberi peluang teknikal untuk pantulan harga.
Perdagangan $PI masih cenderung sepi akibat unlock token dan volume yang belum stabil.
Alva menambahkan bahwa hal terpenting saat ini adalah menunggu lebih banyak bukti nyata terkait merchant pilot dan ekosistem live yang benar-benar berjalan.
Dengan kata lain, meski Pi Network sudah mulai diperkenalkan sebagai alat pembayaran nyata, investor dan pengguna tetap harus realistis: transisi dari mining ke adopsi global tidak bisa terjadi dalam semalam.
Apakah $PI benar-benar siap menjadi mata uang global? Saat ini, jawabannya masih antara harapan komunitas dan kenyataan pasar.