Untuk mencapai tujuan ini, Samirin merinci 4 aksi kunci yang dapat dilakukan Danantara sebagai holding:
- Melakukan Restrukturisasi BUMN:
Melalui berbagai aksi korporasi seperti reorganisasi, merger, spin off, dll., untuk menciptakan sinergi dan efisiensi.
- Optimasi Return Investasi:
Menempatkan lebih banyak investasi pada sektor yang memberikan return tinggi. Mengurangi investasi pada sektor yang memberikan return rendah, sesuai prinsip alokasi modal yang cerdas.
- Menjalankan Talent Management:
Merekrut talenta terbaik dari luar. Meningkatkan kapasitas talenta yang ada di dalam, dan menempatkan talenta terbaik di tempat-tempat strategis. Selain itu, memastikan SDM berkualitas menjadi penggerak utama.
- Governance Terjaga dengan Baik:
Menyusun dan mengimplementasikan Investment Policy, SOP, dan internal audit yang solid, untuk menjamin akuntabilitas dan mencegah penyimpangan.
Tujuan utama Presiden Prabowo Subianto memberikan mandat kepada Danantara Indonesia adalah menarik investor agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kita punya modal terbatas untuk investasi. Dalam 10 tahun terakhir itu rata-rata pertumbuhan ekonomi cuma 5%. Karena rasio investasi terhadap PDB itu selalu di bawah 30% antara 28% sampai 29%,” kata Pengamat BUMN, Herry Gunawan saat dihubungi Disway.
Angka tersebut mengindikasikan ada ruang besar untuk peningkatan investasi. Targetnya mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Menurut Herry, yang dapat dilakukan Danantara adalah dengan dana yang dimiliki, harus mampu menarik investor. Terutama investor asing.
“Jadi itu yang dimaksud dengan meningkatkan aset. Danantara, lanjutnya, tidak boleh hanya menjadi fund manager pasif.
Investasi di sektor riil adalah kunci untuk menciptakan lapangan kerja. Meningkatkan produksi, dan memberikan dampak ekonomi nyata.
Herry memberikan contoh: Jika Danantara hendak melakukan investasi senilai Rp10 triliun. Modal awalnya Rp5 triliun.
Maka Danantara harus proaktif mencari investor lokal maupun asing. Tujuannya menutupi kekurangan tersebut.