IKNPOS.ID – Festival Energi Mineral (EMFEST) 2025 resmi dibuka, Rabu, 30 Juli 2025, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta. Ajang akbar ini digadang-gadang sebagai festival energi dan sumber daya mineral terbesar tahun ini, berlangsung selama dua hari dengan target partisipasi lebih dari 1.500 peserta dari berbagai latar belakang.
Chairman Executive B-Universe, Enggartiasto Lukita, dalam sambutannya menekankan bahwa EMFEST 2025 adalah panggung strategis untuk menyuarakan “keadilan energi”, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperjuangkan akses energi yang merata.
“Kita akan membahas langkah-langkah kecil dengan dampak besar. Efisiensi energi bukan hanya tanggung jawab negara, tapi tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat,” tegas Enggar.
Selama dua hari, EMFEST 2025 akan mengupas berbagai isu strategis sektor energi dan mineral, mulai dari lifting migas, ketahanan energi nasional, hilirisasi tambang, hingga topik hangat seperti bursa karbon dan sertifikat energi terbarukan.
Peran kecerdasan buatan (AI) dalam mendorong industri hijau juga menjadi sorotan utama, di samping isu gasifikasi batu bara, pengembangan energi terbarukan, dan peluang inovasi lintas sektor.
Enggar berharap EMFEST 2025 menjadi momentum edukatif bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan peduli terhadap sektor energi dan sumber daya mineral yang selama ini kerap dianggap teknis dan eksklusif.
“Kontribusi sektor ESDM terhadap APBN sangat besar. Sudah saatnya masyarakat luas memahami dan terlibat dalam isu-isu strategis energi,” tambahnya.
Dengan tema “Swasembada Energi: Masa Depan Indonesia”, EMFEST 2025 dirancang menjadi wadah kolaborasi lintas sektor. Forum ini menghadirkan diskusi mendalam, pemaparan kebijakan, dan peluang pengembangan energi bersih, mandiri, dan berkelanjutan bagi bangsa.
“Indonesia harus adil terhadap seluruh rakyatnya, dari perkotaan hingga pelosok desa. Energi adalah hak setiap individu, dan kemandirian energi adalah keniscayaan,” pungkas Enggar.
EMFEST 2025 tidak hanya menjadi ajang diskusi, tapi juga katalis penting menuju transformasi industri energi dan mineral di Indonesia. Dari sinilah diharapkan lahir kebijakan-kebijakan masa depan yang inklusif, adaptif, dan mendorong kemandirian energi nasional di era transisi global menuju keberlanjutan.