“Karena masalah perumahan di Indonesia antara lain disebabkan oleh kurangnya pasokan rumah, maka dibutuhkan program penciptaan developer baru dengan pembekalan keilmuan yang mumpuni, mulai dari aspek land, legal, project financing hingga skill set management,” ujar Nofry.
Peserta Program Mini MBA in Property juga dibekali dengan kunjungan langsung ke proyek perumahan (site visit) guna memperdalam pemahaman praktis serta berdiskusi dengan pengembang berpengalaman.
BTN juga membuka akses pembiayaan proyek perumahan serta beragam program pembiayaan lain yang mendukung kebutuhan developer dan konsumen.
Melalui penguatan peran Housing Finance Center, BTN menegaskan posisinya sebagai mitra strategis dalam pembangunan ekosistem perumahan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Program Perumahan Nasional Jadi Kunci Pertumbuhan Properti
Acara wisuda kali ini juga dirangkaikan dengan Seminar Outlook Properti Indonesia 2025 yang menghadirkan para narasumber dari lintas sektor, termasuk perwakilan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dan pelaku riset properti terkemuka.
Forum ini menjadi wadah diskusi strategis bagi regulator, akademisi, investor, dan pelaku industri dalam membedah arah dan peluang sektor properti nasional di tengah tantangan global dan domestik.
Dalam paparannya, Tommy Henria Bastamy, Senior Director, Research and Consultancy Savills memaparkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,87% pada kuartal I-2025 dan ketidakpastian global akibat dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diperkirakan akan mengkoreksi pertumbuhan sektor properti di Indonesia pada tahun ini.
Namun, pihaknya optimistis bahwa upaya pemerintah, seperti program perumahan nasional dan sejumlah insentif untuk sektor properti, contohnya pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) akan menjadi pendorong permintaan properti terutama hunian bersubsidi untuk masyarakat perpenghasilan rendah (MBR) dan menengah.
“Kami percaya tahun ini sektor perumahan cukup terjaga meskipun ada sedikit koreksi, karena perumahan bergantung pada real demand (permintaan riil di pasar).