Berikut ini adalah beberapa risiko paling signifikan yang terkait dengan perilaku ini:
1. Gagal Melewati Proses KYC
Salah satu langkah paling penting dalam proses pendaftaran untuk Pi Network adalah verifikasi KYC. Langkah ini memastikan bahwa setiap akun terikat dengan identitas asli yang valid.
Pi Network mengharuskan pengguna untuk mengirimkan informasi yang akurat dan konsisten yang sesuai dengan dokumen identifikasi resmi mereka.
Jika Anda menggunakan nomor telepon orang lain, kemungkinan informasi di akun Anda tidak akan cocok dengan detail pada dokumen identitas Anda selama proses KYC.
Ketidakcocokan ini dapat menyebabkan verifikasi KYC gagal. Jika tidak melewati proses KYC, akun Anda tidak akan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, dan koin Pi apa pun yang telah Anda tambang akan tetap terkunci dan tidak dapat diakses. Pada dasarnya, semua upaya penambangan Anda akan sia-sia.
2. Akun Diblokir
Pi Network memiliki langkah-langkah keamanan canggih untuk mendeteksi aktivitas pendaftaran yang tidak biasa. Jika platform mendeteksi bahwa nomor telepon yang sama telah digunakan untuk membuat beberapa akun, atau jika ada bukti pendaftaran massal, akun Anda mungkin ditandai sebagai mencurigakan.
Dalam kasus yang lebih parah, akun yang terkait dengan aktivitas mencurigakan tersebut dapat diblokir sepenuhnya.
Pemblokiran akun tidak hanya mencegah Anda mengakses koin Pi Anda, tetapi juga dapat mengakibatkan penghapusan permanen semua data yang terkait dengan akun tersebut.
Ini berarti bahwa semua waktu dan upaya yang Anda investasikan dalam menambang koin Pi dapat hilang secara permanen.
3. Ketidakmampuan untuk Memigrasikan Koin Pi ke Mainnet
Salah satu hal paling menarik bagi pengguna Pi Network adalah kemampuan untuk memigrasikan koin Pi ke mainnet setelah melewati proses KYC. Namun, jika gagal melewati KYC karena mendaftar dengan nomor telepon orang lain, maka tidak akan dapat memigrasikan koin Pi ke jaringan utama.
Ini karena hanya akun terverifikasi yang diizinkan untuk mentransfer koin yang ditambang ke mainnet.
Terverifikasi Dewan Pers