IKNPOS.ID – Ketersediaan air bersih menjadi salah satu syarat utama berdirinya sebuah hunian. Tanpa suplai air baku yang cukup, populasi sebuah hunian akan kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari.
Menurut peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nicco Plamonia, ketersediaan air baku menjadi kunci keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim).
Ia berharap adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi dalam memastikan keberlanjutan penyediaan air baku di IKN.
“Infrastruktur air minum yang andal tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan kota yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan,” ujar Nicco, Rabu 20 November 2024.
Nicco menekankan pentingnya menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air baku yang andal untuk memenuhi kebutuhan 1,9 juta penduduk IKN pada 2045.
Menurutnya, penyediaan air minum perpipaan berkualitas menjadi prioritas dalam pembangunan IKN sebagai kota pintar (smart city).
“Sebelum bicara smart city, infrastruktur dasar seperti air perpipaan yang dapat langsung diminum harus tersedia. Jika tidak, masyarakat akan terus mengandalkan air tanah dan air galon, yang justru lebih mahal dan tidak menjamin kualitasnya,” ujar Nicco.
Saat ini, Bendungan Sepaku Semoi menjadi satu-satunya sumber operasional, sementara lokasi IKN yang lebih tinggi membutuhkan sistem pompa bertekanan tinggi.
“Sumber air baku IKN direncanakan berasal dari beberapa bendungan, seperti Bendungan Sepaku Semoi, yang saat ini menjadi satu-satunya bendungan operasional. Namun, elevasi lokasi IKN yang lebih tinggi dibanding sumber air menimbulkan tantangan teknis besar,” lanjut Nicco.