Gaya Hidup Jadi ‘Biang Kerok’ Diabetes di Anak Muda, Begini Penjelasannya

IKNPOS.ID – Diabetes masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan mengungkapkan penderita diabetes mencapai 19,5 juta jiwa dan diprediksi akan melonjak hingga 28,5 juta pada 2045.

Jika sebelumnya penyakit ini cenderung dialami orang dewasa usia lanjut, kini anak muda semakin berisiko terserang diabetes. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.

“Diabetes sering disebut dengan penyakit akibat perubahan gaya hidup. Mungkin biasanya orang akan khawatir terkena diabetes usia di atas 40 tahun. Tetapi sekarang ini, ada kecenderungan peningkatan insiden diabetes terjadi pada usia yang lebih muda, mulai banyak terjadi pada usia di bawah 40 tahun,” ungkap Division Head of Medical Marketing Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur, AIFO-K dalam keterangannya, Jumat 29 November 2024.

Dijelaskannya, anak muda cenderung lebih menyukai gaya hidup yang praktis, termasuk dalam mengonsumsi makanan.

Tak ayal, pola makan yang tidak seimbang pun membuat mereka mengonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohiddrat, serta jajanan makanan dan minuman yang tidak sehat. Selain kombinasi jenis makanan yang dikonsumsi tidak seimbang, tak sedikit juga anak muda yang makan dengan jadwal tidak teratur.

“Kemudian yang kedua adalah gaya hidup yang sedentary life, yaitu tidak bergerak. Merokok yang juga bisa meningkatkan diabetes, minum alkohol, minuman bersoda, atau yang berkarbohidrat tinggi, kemudian junk food,” paparnya.

Dengan berkurangnya kegiatan olahraga di samping makanan yang tidak terkontrol, hal ini menyebabkan kelebihan kalori.

“Perubahan gaya hidup itu sering dirasakan meningkat seiring meningkatnya insiden diabetes. Jadi memang itu yang harus diperhatikan,” jelas Muliaman.

Muliaman menyebut, gaya hidup yang paling mempengaruhi kondisi tubuh hingga menyebabkan diabetes adalah pola makan. Maka dari itu, peran nutrisi sangat penting untuk mencegah terserangnya diabetes.

“Apabila kita mengonsumsi makanan kurang sehat, maka di masa yang akan datang dapat menyebabkan banyak penyakit. Begitupun sebaliknya, apabila kita mengonsumsi makanan yang sehat, otomatis kondisi tubuh tetap optimal ke depannya,” kata dia.

Tak hanya mencegah, kata dia, nutrisi yang tepat juga diperlukan bagi pasien diabetes sehingga tidak memperparah kerusakan.

“Pasien diabetes yang mengonsumsi makanan tidak sehat berisiko membuat banyak organ tubuh mengalami kerusakan. Salah satunya adalah pankreas yang bisa menyebabkan hormon insulin tidak bisa bekerja secara optimal dan menyebabkan diabetes,” katanya.

Sementara itu, diabetes dapat diketahu dengan sejumlah gejala, seperti sering merasa haus, lapar, dan buang air kecil.

Selain itu, gejala yang paling sering terlihat adalah berat badan berlebih atau overweight yang proses penurunannya terjadi secara tiba-tiba dan tanpa diketahui.

Penderita diabetes juga sering merasakan kesemutan, gatal-gatal di area lipatan, keputihan pada wanita, dan luka yang sulit sembuh.

Kemudian, terdapat bekas luka berwarna hitam yang dicurigai sebagai tanda tingginya gula darah, seperti di area kaki atau leher. Muliaman menegaskan bahwa gejala-gejala tersebut dapat dialami oleh semua usia.

“Tetapi biasanya penderita diabetes pada remaja atau usia muda diawali dengan berat badan yang bertambah. Kalau diabetes tipe 2, terjadi peningkatan berat badan karena konsumsi makanan yang terlalu banyak,” lanjutnya.

Sehingga, hal ini dapat berujung pada otot-otot tubuh mengalami resistensi insulin atau tidak dapat merespons insulin dengan baik.

“Setelah obesitas, berat badan akan menurun. Jika terjadi gejala-gejala, segera periksa, cek darahnya dan segera ke dokter untuk mendapatkan konsultasi,” imbaunya.

Sedangkan apabila gejala-gejala tersebut tidak ditangani secara medis, dapat berisiko terjadi komplikasi, mulai dari pembuluh darah besar, seperti serangan stroke, jantung, dan ginjal.

Sedangkan komplikasi di pembuluh darah kecil dapat menyebabkan kebutaan hingga disfungsi seksual.

Begitu pula dengan luka yang sulit sembuh, bahkan semakin parah.

“Kalau sudah terkena penyakit gula darah, harus memperhatikan jadwalnya supaya lebih teratur, terkontrol dan tetap stabil kadar gula darahnya,” kata Brand Manager Diabetasol Milk and Snack Diabetes Imam Saloso.

(Bia)

Exit mobile version