IKNPOS.ID – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang semakin masif memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan bisnis di kota penyangga, terutama Balikpapan.
Salah satu sektor yang merasakan dampaknya adalah industri kuliner, khususnya kafe dan restoran.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Soegianto, menyoroti bahwa pertumbuhan kafe dan restoran di Balikpapan meningkat tajam berkat adanya IKN.
Meskipun banyak kafe baru yang bermunculan, restoran seafood tetap menjadi primadona bagi para tamu, terutama pengunjung dari luar Kalimantan.
“Cafe dan restoran di Balikpapan cukup ramai, terutama restoran seafood yang menjadi favorit para tamu dari luar Kalimantan. Hampir semua restoran seafood dikunjungi oleh tamu, terutama yang menyajikan kepiting,” kata Soegianto dalam wawancaranya dikutip dari Nomorsatukaltim, Sabtu 28 September 2024.
Meningkatnya Pendapatan Sektor Kuliner
Soegianto menjelaskan, meskipun belum memiliki data pasti mengenai persentase pertumbuhan, pendapatan restoran dan kafe di Balikpapan menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak pembangunan IKN dimulai.
Para tamu, yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, kerap mencari kuliner khas Balikpapan, terutama hidangan seafood seperti ikan dan kepiting.
“Tamu dari seluruh Indonesia mencari makanan khas Balikpapan, terutama seafood. Ikan dan kepiting menjadi tujuan utama mereka,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mencatat bahwa omzet restoran dan kafe, khususnya yang menyajikan makanan laut, terus meningkat secara signifikan, terutama berkat kedatangan tamu dari luar daerah yang terlibat dalam pembangunan IKN.
“IKN sangat berpengaruh dalam mendongkrak pendapatan setelah pandemi COVID-19. Meskipun masih dalam tahap pembangunan, restoran seafood di Balikpapan selalu ramai, bahkan beberapa penuh setiap hari,” tambah Soegianto.
Pertumbuhan Kafe Pesat, Restoran Seafood Bertahan
Walaupun banyak kafe baru bermunculan di Balikpapan, Soegianto menekankan bahwa hingga kini belum ada restoran seafood baru yang dibuka setelah masa pandemi.
Terverifikasi Dewan Pers