IKNPOS.ID – Program resforestasi lahan dan upaya pencegahan banjir di Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur terus digalakkan.
Dikutip dari Nomorsatukaltim, dari sekitar 256 ribu hektare (ha) wilayah IKN, 126 ribu hektare diantaranya merupakan area kritis yang memerlukan reforestasi.
Hingga kini, sekitar 3 ribu hektare telah direforestasi dengan rencana peningkatan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Upaya pencegahan banjir juga difokuskan pada rehabilitasi daerah aliran sungai, pembangunan embung, dan instalasi pemanenan air hujan di setiap bangunan.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Asnawati Safitri menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung upaya restorasi lahan dan pencegahan penggurunan.
“Jadi kan kegiatan ini kami selenggarakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang temanya adalah reforestasi lahan dan juga untuk mencegah penggurunan,” ujar Myrna.
Myrna menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang telah dimulai sejak awal Juni dengan tujuan untuk lebih banyak melibatkan berbagai kelompok masyarakat yang sebelumnya belum banyak terlibat dalam kegiatan lingkungan.
“Misalnya anak sekolah, mahasiswa, kemudian ibu-ibu, jadi memang fokus kami dalam perencanaan ini adalah untuk menyasar kelompok ini yang kami percaya dengan keterlibatan aktif mereka akan bisa memberikan dorongan bagi gerakan lingkungan hidup yang ada di IKN,” jelasnya.
Dalam upaya reforestasi, Myrna menyebut bahwa dari 256 ribu hektar wilayah IKN, 65 persen adalah kawasan lindung. Dari jumlah tersebut, sekitar 126 ribu hektare adalah area kritis yang memerlukan reforestasi.
“Dalam dua tahun ini, lebih banyak kegiatan persiapan dan koordinasi, dimana kegiatan reforestasi itu dilakukan oleh misalnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tambah Myrna.
Hingga saat ini, reforestasi telah mencakup sekitar 3 ribu hektare dan akan terus ditingkatkan dengan kolaborasi berbagai pihak. Myrna juga menekankan pentingnya kolaborasi dan dukungan dalam upaya reforestasi di IKN.
Selain itu, pihaknya juga membahas upaya pencegahan banjir yang lebih menurutnya efektif.
“Kalau banjir kan faktornya kompleks ya, jadi ada beberapa hal yang terkait dengan topografi lingkungan dan lain-lain. Kami terus mempelajari upaya-upaya untuk melakukan pencegahan yang lebih efektif lagi,” katanya.
Menurut Myrna, upaya pencegahan banjir melibatkan rehabilitasi daerah aliran sungai, pembangunan embung, dan instalasi pemanenan air hujan di setiap bangunan.
“Kami sekarang juga sedang memikirkan bagaimana di setiap bangunan itu instalasi pemanenan air hujan itu dilakukan sehingga kita sebenarnya mendorong water cycle dari masing-masing unit yang ada,” pungkasnya.