Kita terus jalan ke atas. Sesuai maps yang diberikan Setyawan. Ada sebuah papan nama dengan tulisan: Rest Area Nusantara.
Mobil belok kiri. Sekitar 20 mobil parkir di sana. Kita juga parkir di sana. Waktu menunjukkan pukul 10.17 WITA.
Berarti 3 jam perjalanan dari Kantor Otorita IKN Balikpapan sampai Rest Area IKN. Lumayan juga.
Rest Area Nusantara merupakan tempat untuk istirahat. Sejumlah stan khusus UMKM berjajar di dalam.
Banyak produk-produk lokal yang dijual di situ. Seperti aksesoris dan kaos IKN.
Pada bagian belakang terdapat Mushola untuk sholat. Juga tersedia toilet untuk pria dan wanita
Ada pula penjual makanan dan minuman. Saya memilih ke toilet dulu. Dari tadi nahan pipis. Setelah cuci muka, saya menghubungi Adi Kustaman.
Baca Juga
Potret Kehidupan Pekerja di IKN: Mengintip Gaji hingga Tantangan Membangun Ibu Kota Negara Baru
Melalui WA, saya memberitahu sudah sampai sesuai titik yang ditentukan. Adi membalas.
“Saya ada di atas. Di Rumah Teknologi Nusantara. Keluar ke jalan besar, lalu belok kiri. Nah, 100 meter lagi belok kiri. Naik ke atas Rumah Teknologi Nusantara,” jawab Adi.
Kita pun meluncur ke sana. 100 meter belok kiri. Jalanan naik ke atas dan memutar. Ada papan nama: Rumah Teknologi Nusantara.
Finally! Akhirnya sampai juga. Saya dan Derry turun dari mobil. Kita berjalan menuju ke pintu masuk.
Adi Kustaman sudah menunggu. Saya tahu wajahnya dari foto profil WA.
“Assalammualaikum Pak Adi Kustaman. Kami dari IKNPOS.ID Jakarta,” sapa saya.
“Waalaikum Salam. Iya selamat datang di Rumah Teknologi Nusantara IKN. Gimana perjalanannya,” tanya Adi sambil kita berjabat tangan.
Orangnya ramah. Murah senyum. Dia memberitahu saya telah ditugaskan oleh Kepala Biro SDM dan Humas Otorita IKN Firmananur untuk mendampingi IKNPOS.ID .
Belakangan saya tahu Adi Kustaman ini adalah mantan Plt Camat Sepaku. Dia sudah tinggal di Sepaku selama 30 tahun.
Setelah berbincang-bincang, Adi mempersilakan IKNPOS.ID masuk ke Rumah Teknologi Nusantara.
Di sini, saya juga sempat bertemu dengan Kepala Biro Keuangan, Barang Milik Negara dan Aset Dalam Penguasaan Otorita IKN, Muji Budda’wah.
Usai melihat beragam teknologi di bagian dalam, kami pun keluar. Saya memohon pada Adi Kustaman. Apakah kami dapat diantar ke lokasi pembangunan IKN. Utamanya KIPP.
Tanpa banyak bicara, Adi hanya mengangguk. “Ayo kita jalan sekarang,” ajak Adi sambil berjalan menuju ke arah parkiran mobil. (bersambung)
Baca Juga
Jejak Masyarakat Sepaku Dihadapan IKN: Perjuangan Para Transmigran dari Pulau Jawa