IKNPOS.ID – Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur disebut-sebut memiliki risiko Kesehatan yang cukup berbahaya bagi para pekerja maupun orang-orang yang nantinya akan menghuni.
Ya, salah satu yang disorot terkait masalah kesehatan yang berpotensi terjadi di kawasan tersebut, yakni penyakit malaria.
Mengutip laman resmi Kemenkes RI, penyebaran malaria disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Parasit ini dibawa oleh nyamuk Anopheles betina.
Maka itu, penyakit malaria paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, di mana nyamuk Anopheles dapat berkembang biak, demikian juga parasit plasmodium.
Baru-baru ini, para ahli epidemiologi menilai penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk Anopheles itu masih menjadi risiko di wilayah IKN.
Terlebih lagi, Kalimantan Timur yang menjadi lokasi IKN, memiliki tingkat penyakit malaria tertinggi kedua di Indonesia.
Data resmi menunjukkan, tingkat malaria di Balikpapan, kota terdekat dengan IKN, meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2022 hingga 2023.
“Jika tidak hati-hati, saya menduga kasus malaria akan meningkat dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan,” kata Iqbal Elyazar dari unit penelitian klinis Universitas Oxford di Jakarta belum lama ini.
Melansir laporan World Malaria Report 2020 yang disusun oleh WHO, malaria paling banyak terjadi di wilayah Afrika (sekitar 90%) dan disusul Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Sub-Sahara Afrika.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) Jaya Mualimin menyebutkan, dari 10 kabupaten/kota yang ada di Kaltim, masih ada 5 daerah yang belum bebas malaria.
Yakni Kabupaten Berau, Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar), Paser, dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pihaknya menargetkan, eliminasi malaria di Kalimantan Timur bisa tercapai pada 2027.
Mencontoh PT Freeport Indonesia
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya mencegah penularan penyakit malaria di kawasan IKN yang merupakan kota di tengah hutan.
Pelaksana Harian Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Hellen Dewi Prameswari mengatakan, IKN yang dibangun dengan membuka hutan seluas 256.142 hektar bisa mengakibatkan masalah endemis tinggi malaria.