IKNPOS.ID – Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki rencana induk yang mencakup narasi desain ibu kota yang mengedepankan perpaduan budaya serta upaya mempertahankan aset budaya yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi. “Kami dalam membangun IKN tidak datang dengan konsep eksklusif. Prinsip kami, kehadiran OIKN tidak akan meninggalkan masyarakat lokal dengan seluruh kekayaan kultural budaya yang ada di IKN,” ujar Thomas, Sabtu 3 Agustus.
Sebagai bentuk dukungan pada warisan sejarah lokal OIKN menghadiri kegiatan seminar dan lokakarya (semiloka) yang diadakan oleh Yayasan Aji Galeng dengan tema “Semiloka Aji Galeng dari Paser Utara Penjaga Negeri Peletak Peradaban” di Universitas Balikpapan.
Acara ini sekaligus menjadi ajang diskusi bersama para sejarawan, akademisi, dan pemangku kepentingan guna menyelesaikan buku penelitian sejarah yang dilakukan oleh Yayasan Aji Galeng mengenai sejarah Paser Utara pada masa Aji Galeng Gelar Panembahan Lembakan (1790-1882).
Buku “Aji Galeng” mengeksplorasi kontribusi dan perjuangan tokoh sejarah lokal yang berkuasa di wilayah yang merupakan hadiah perkawinan Kesultanan Paser kepada Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang kini menjadi bagian dari IKN.
Lebih lanjut Thomas mengatakan, dari awal gagasan Bapak Presiden, loncatan peradaban IKN ini tidak meninggalkan bagaimana peradaban masyarakat lokal dan ini bagian dari legitimasi terhadap eksistensi masyarakat lokal.
Ketua Yayasan Aji Galeng sekaligus penulis buku “Aji Galeng” Bambang Arwanto menjelaskan, peran Aji Galeng sebagai figur penting dalam sejarah daerah tersebut. Aji Galeng telah memberikan inspirasi dan motivasi dalam konteks pengelolaan partisipasi publik di tengah keberagaman suku dan semangat patriotisme.
“Apa yang sudah ditanamkan Aji Galeng sebagai penguasa di tanah IKN pada masa lampau merupakan inspirasi bagi IKN ke depan, terutama bagaimana membangun partisipasi publik, bagaimana menyatukan suku-suku di sana,” kata Bambang Arwanto.
“Yang terpenting adalah semangat patriotisme. Kita tahu bahwa Aji Galeng tidak pernah mau tunduk pada kolonialisme, ini yang bisa memberi semangat kepada pembangunan IKN kelak,” tambah Bambang Arwanto.
Thomas juga menegaskan, saat ini OIKN berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkaya pengetahuan dan pemahaman lebih dalam tentang sejarah dan budaya lokal sebagai bagian dari upaya menyukseskan pembangunan IKN yang berkelanjutan dan inklusif.