IKNPOS.ID – Presiden Prabowo Subianto menyoroti kebiasaan lama di lingkungan birokrasi Indonesia, yakni pejabat yang kerap menghabiskan anggaran menjelang akhir tahun.
Ia menilai fenomena ini sudah menjadi “tradisi” di banyak instansi pemerintah setiap kali memasuki bulan November dan Desember.
Dalam arahannya di Sidang Senat Terbuka Dies Natalis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) 2025, Prabowo berbicara lugas tentang perilaku tidak produktif itu.
“Biasanya sudah mulai November, pejabat menghabis-habiskan uang, mencari kegiatan untuk anggaran dihabiskan,” kata Prabowo dalam pidatonya yang disiarkan melalui YouTube Gerindra TV, Sabtu (18/10/2025).
1. Sindiran Keras: Proyek Kilat demi Serapan Anggaran
Menurut Prabowo, kebiasaan ini sering berujung pada pembuatan proyek-proyek dadakan hanya demi memastikan dana terserap habis sebelum tahun anggaran berakhir.
Ia menyindir gaya kepemimpinan sebagian pejabat yang begitu mudah memerintahkan bawahannya mencari ide proyek agar anggaran tidak hangus.
“Bisa aja, sudah ada anggarannya, beliau panggil nanti timnya, panggil anak buahnya, ‘ayo bikin proyek, bikin proyek, bikin proyek’,” ujar Prabowo dengan nada tegas.
Fenomena ini, kata Prabowo, bukan sekadar masalah administratif, tetapi juga cerminan budaya birokrasi yang belum efisien.
Alih-alih menghasilkan program yang berdampak nyata, banyak kegiatan akhir tahun justru bersifat simbolik dan hanya menambah tumpukan laporan.
2. Pemerintah Lakukan Efisiensi Besar-Besaran
Prabowo menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah melakukan efisiensi besar-besaran di berbagai kementerian dan lembaga.
Beberapa kegiatan yang dinilai tidak esensial, seperti perjalanan dinas ke luar negeri dan perayaan ulang tahun kementerian, telah dipangkas dari anggaran.
“Saya kira tiap kementerian enggak perlulah bikin upacara perayaan ulang tahun kementerian, cukup sederhana saja,” ujarnya.
“Dari penghematan itu, kita bisa hemat sekitar Rp300 triliun,” tambahnya.
Langkah efisiensi ini sejalan dengan arah kebijakan fiskal pemerintah yang berfokus pada pembangunan prioritas dan kesejahteraan rakyat.
Prabowo menilai, dana besar yang berhasil dihemat bisa dialihkan untuk sektor produktif seperti pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pangan nasional.