IKNPOS.ID – Kedatangan megah Raja Mswati III dari Kerajaan Eswatini kembali menjadi sorotan dunia setelah sebuah video lama kembali viral. Dalam video tersebut, sang raja tiba di Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dengan rombongan besar yang terdiri dari 15 istri, sekitar 30 anak, dan sekitar 100 pegawai pelayanan. Kedatangan spektakuler ini bahkan memaksa penutupan sementara tiga terminal bandara untuk mengakomodasi ekspedisinya.
Video ini sebenarnya direkam beberapa waktu lalu (dilaporkan pada 10 Juli 2025), namun kembali menjadi viral di media sosial pada awal Oktober 2025.
Dalam cuplikan, Raja Mswati tampil mengenakan pakaian tradisional bermotif macan tutul, sementara para istri mengenakan busana khas Afrika yang berwarna cerah.
Kehadiran mereka yang mewah menuai kritik tajam dari warganet, terutama karena kondisi sosial ekonomi di Eswatini yang tidak sejalan dengan kemewahan raja.
Banyak komentar menyebut bahwa rakyatnya kekurangan listrik, air bersih, atau akses layanan dasar lainnya. Salah satu komentar menyebut, “All this while his people have no electricity or running power.”
Profil Raja & Kontroversi Kekayaan
Raja Mswati III memerintah Eswatini sejak 1986 dan dikenal sebagai satu dari sedikit monarki absolut yang masih aktif di Afrika.
Kekayaannya pribadi diperkirakan lebih dari US$1 miliar. Ia punya banyak istri dan anak, dalam video disebutkan 15 istri ikut dalam rombongan dia ke UEA, serta sekitar 30 anak.
Praktik memilih istri baru secara rutin dalam upacara Reed Dance (Upacara Tarian Bulan) adalah bagian dari tradisi kerajaan yang sering juga dikritik.
Sekitar 60% penduduk Eswatini dilaporkan hidup di bawah garis kemiskinan. Kritik terhadap gaya hidup mewah raja makin tajam ketika rakyat biasa berjuang untuk akses dasar.
Di tengah kritik, ada kabar baik: Bank Dunia meluncurkan program untuk memperluas elektrifikasi pedesaan Eswatini, menjangkau 200.000 orang guna mendekatkan akses listrik ke rumah-rumah terpencil.
Selain itu Uni Eropa bekerja sama mendukung proyek energi terbarukan di Eswatini untuk memperkuat akses listrik dan pertumbuhan ekonomi inklusif.






















