IKNPOS.ID – Informasi dan rujukan mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN) memang perlu diperbanyak agar masyarakat kian mengetahui visi dan misi calon ibu kota baru Indonesia itu. Karenanya, peluncuran buku “Jalan Menuju Ibu Kota Nusantara Bersama Daerah Mitra Penyangga” perlu mendapat apresiasi.
Buku tersebut ditulis oleh Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal Zakaria Ali. Ia berharap buku mengenai IKN dan tata kelola perkotaan dapat menjadi panduan bagi para pemangku kebijakan dan masyarakat dalam memahami dinamika pembangunan kota yang berkelanjutan.
Selain buku “Jalan Menuju Ibu Kota Nusantara Bersama Daerah Mitra Penyangga”, Safrizal juga menulis buku “Pengelolaan Perkotaan di Indonesia: Masa Lampau, Masa Kini, & Masa Depan”. Dua buku itu diluncurkan di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Rabu 24 Juli 2024.
“Buku ini membahas tentang Ibu Kota Nusantara tanpa memaksa pembacanya untuk mendukung, melainkan memberikan informasi mengenai keberhasilan beberapa negara dalam memindahkan ibu kotanya,” kata Safrizal yang telah menulis 9 buku.
Safrizal menuturkan buku tentang IKN mengupas keberhasilan dan kegagalan negara lain dalam hal yang sama. Sementara buku tentang pengelolaan perkotaan ini menggambarkan sebuah kota dapat menjadi berkelanjutan, cerdas, memiliki standar layanan yang baik, aman, serta sanitasi yang bagus, yang semuanya harus dirancang sejak awal.
Disebutkan buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi para pemangku kebijakan dan masyarakat dalam memahami dinamika pembangunan kota yang berkelanjutan. “Kalau hidup ini ingin berarti, tinggalkanlah nama dan karya,” ajak Pj Gubernur Babel ini.
Menurutnya, bagi seorang birokrat tantangan untuk terjun ke dunia penulisan salah satunya adalah tidak ada waktu menulis. “Padahal itu semua bisa diatasi. Kurang waktu bisa diatasi dengan kerjasama, kurangnya ide bisa diatasi dengan diskusi, apabila butuh perspektif baru maka bicaralah kepada para ahli,” tutur Safrizal.
Safrizal juga mengatakan menulis adalah tentang menemukan ide. Baginya, manifestasi ide itu sangat penting dan menulis menjadi cara untuk meninggalkan warisan ketika sudah tiada nantinya.
“Kemudian ketika menulis buku maka kita perlu membaca buku sepuluh kali lipat lebih banyak. Tidak bisa menulis buku tanpa membaca buku. Jika sudah mendapat kenikmatan membaca buku akan kecanduan,” ungkapnya.