IKNPOS.ID – MotoGP Mandalika 2025 siap digelar sebagai seri ke-18 dalam kalender MotoGP musim ini. Berikut ini akan membagikan jadwal dan tata cara beli tiketnya.
Balapan MotoGP 2025 akan berlangsung di Pertaminan Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 3–5 Oktober 2025.
MotoGP Mandalika 2025 akan bergulir setelah Marc Marquez dan lain-lain menyelesaikan seri Jepang pada akhir pekan ini.
Related Post
Rangkaian Agenda Balapan MotoGP
1 Oktober 2025: Riders Parade MotoGP di Kota Mataram
2 Oktober 2025: Riders MotoGP Goes to School
3 Oktober 2025: Paddock Tour & Free Practice, dimulai dengan FP1 dan sesi practice
4 Oktober 2025: FP2, sesi kualifikasi, serta sprint race
5 Oktober 2025: Balapan utama (full race)
Selain aksi di sirkuit, berbagai kegiatan pendukung juga disiapkan untuk menyemarakkan perhelatan akbar ini.
Penjualan Tiket MotoGP Mandalika 2025
Panitia telah menyiapkan 121 ribu tiket untuk ajang tahun ini. Tiket sudah mulai dipasarkan sejak Februari, dan hingga pertengahan September tercatat 45 persen telah terjual. Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, menyebut penjualan terus meningkat setiap pekan.
Untuk menarik lebih banyak penonton, penyelenggara juga memberikan diskon khusus bagi warga pemilik KTP NTB, dengan potongan harga hingga 50 persen.
Cara Membeli Tiket
Tiket MotoGP Mandalika 2025 hanya dapat dibeli melalui:
Situs resmi: themandalikagp.com
Partner OTA (Online Travel Agent) resmi yang tercantum di situs pembelian tiket
Secara offline di Lombok Epicentrum Mall atau melalui jaringan resmi asosiasi tour & travel NTB
Langkah pembelian online:
Masuk ke situs themandalikagp.com
Klik menu Beli Tiket Sekarang
Pilih jumlah tiket yang diinginkan
Isi data diri sesuai formulir
Pilih metode pembayaran
Simpan bukti pembayaran dan email konfirmasi
Harga Tiket MotoGP Mandalika 2025
Kategori VIP Hospitality
VIP Deluxe Class: Rp15.000.000
VIP Luxury Tent T1, D, F, G: Rp7.750.000
Kategori Grandstand
Premium Grandstand A: Rp1.750.000
Premium Grandstand B, C, J, K: Rp900.000
Terverifikasi Dewan Pers