IKNPOS.ID – Bitcoin terus menunjukkan performa tangguh di pasar kripto. Dalam dua bulan terakhir, mata uang digital terbesar ini bertahan di atas level US$100.000, mendekati harga tertinggi sepanjang masa (ATH).
Berbeda denan reli sebelumnya, lonjakan harga bitcoin kali ini tidak diikuti pnengkatan volume perdagangan spot yang signifikan.
Berdasarkan laporan dari CryptoQuant dan Glassnode, kondisi ini menandakan pasar sedang berada dalam fase “pendinginan”. Tidak terlihat adanya kepanikan beli atau aktivitas spekulatif besar, yang biasanya menjadi ciri khas ketika harga Bitcoin melonjak tajam.
Analis CryptoQuant, Dan, menjelaskan bahwa saat ini grafik volume menunjukkan dominasi lingkaran hijau indikasi pasar yang tenang dan tidak mengalami overheating. “Harga memang mendekati ATH, tetapi tidak ada lonjakan volume. Ini tanda bahwa pasar sedang membangun fondasi yang stabil,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk menembus ATH berikutnya, diperlukan dorongan dari faktor ekonomi makro, seperti pemangkasan suku bunga oleh bank sentral atau pelonggaran regulasi.
Laporan mingguan Glassnode menerangkan jika reli harga Bitcoin saat ini memungkinkan didorong oleh akumulasi dari investor jangka panjang, bukan aksi jual-beli cepat dari trader ritel. Volume spot saat ini tercatat hanya sekitar US$7,7 miliar, jauh lebih rendah dari puncak volume pada kuartal kedua dan keempat tahun 2024.
“Minimnya lonjakan volume menandakan kurangnya intensitas spekulatif. Ini memperkuat narasi bahwa pasar sedang memasuki fase konsolidasi,” tulis laporan tersebut.
Pasokan Kian Langka
Hal lain yang menjadi perhatian adalah menyusutnya pasokan likuid Bitcoin. Data dari Glassnode menunjukkan bahwa hanya 25% dari total Bitcoin yang beredar tergolong likuid atau mudah diperdagangkan. Sisanya disimpan oleh entitas yang cenderung tidak menjual, seperti investor jangka panjang dan institusi besar.
“Pasokan tidak likuid Bitcoin kini berada di level tertinggi sepanjang masa. Jika permintaan tiba-tiba naik, pasar bisa mengalami kejutan pasokan,” ungkap Nic, Co-Founder Coin Bureau.
Kurangnya FOMO, Tapi Potensi Tetap Besar
Tidak seperti siklus bull sebelumnya yang dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out) investor ritel, reli kali ini tampak lebih tenang. Sehingga bisa diartikan bahwa pergeseran perilaku pasar yang dulunya didominasi spekulan kini lebih banya diisi oleh investor jangka panjang.