IKNPOS.ID – Dunia kripto kembali diguncang dengan kabar kerugian besar yang dialami salah satu trader aktif dan populer, Aguila Trades. Dalam waktu kurang dari satu hari, posisi long Bitcoin (BTC) dengan leverage tinggi yang dikelola oleh Aguila Trades dilaporkan mengalami kerugian senilai lebih dari 6 juta dolar AS.
Menurut laporan dari Jinse Finance yang dikutip oleh analis on-chain Ai Yi (@ai_9684xtpa), posisi long Bitcoin dengan leverage 20x milik Aguila Trades tercatat mengalami kerugian sebesar $6,34 juta atau Rp103 miliar hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Hal ini terjadi setelah harga BTC turun tajam hingga menyentuh titik terendah di angka $103.371 pada malam sebelumnya.
Posisi trading besar yang menggunakan leverage tinggi memang dikenal memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap pergerakan harga yang tidak terduga. Dalam kasus ini, penurunan harga Bitcoin memaksa Aguila Trades untuk memangkas sebagian besar eksposurnya terhadap aset tersebut. Diketahui, trader tersebut telah memangkas posisi sebesar $200 juta, yang disebut sebagai bagian dari strategi manajemen risiko untuk menghindari potensi likuidasi penuh.
Lebih lanjut, harga likuidasi terbaru untuk posisi trader ini dilaporkan berada di kisaran $94.011. Artinya, jika harga BTC turun hingga level tersebut, maka seluruh posisi leveraged tersebut akan terlikuidasi, dan trader akan kehilangan seluruh margin yang digunakan dalam kontrak tersebut.
Aguila Trades bukanlah nama asing di kalangan trader kripto profesional. Ia dikenal sebagai trader institusional atau whale dengan aktivitas perdagangan yang cukup aktif, terutama di pasar derivatif dan futures. Sebelumnya, Aguila Trades juga sempat menjadi perbincangan di media karena sejumlah posisi agresifnya yang menghasilkan keuntungan besar — namun kali ini, pasar justru berbalik arah.
Menurut laporan tambahan yang dihimpun dari beberapa portal informasi kripto lainnya seperti Ainvest dan Coin World, ini bukan pertama kalinya Aguila mengalami kerugian dalam beberapa minggu terakhir. Dalam sepekan terakhir saja, kerugian kumulatif yang ditanggungnya diperkirakan bisa mencapai $12–18 juta, meskipun angka tersebut belum bisa dipastikan sepenuhnya.