IKNPOS.ID – Tantangan terbesar dalam penyediaan air minum di Indonesia bukan hanya soal infrastruktur, tetapi ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI), Endra S. Atmawidjaja, dalam acara “Professional Tour From Source to Tap” yang digelar pada 18–19 Juni 2025.
“Target kita sangat ambisius—100 persen layanan air minum aman pada 2045. Tapi kalau kita tidak punya SDM yang tersertifikasi dan memahami seluruh rantai sistem, ini akan sulit dicapai,” tegas Endra, Kamis (19/6/2025).
Kegiatan Professional Tour ini menjadi platform edukasi sekaligus uji coba sinergi lintas sektor. Peserta dari kalangan pemda, mahasiswa, investor, dan pelaku industri diajak melihat langsung proses penyediaan air bersih dari hulu ke hilir. Lokasi yang dikunjungi meliputi Waduk Jatiluhur, IPA Cibeet, IPA Bekasi, Reservoir Cilincing, hingga sambungan rumah tangga (SR) di kawasan Marunda.
Dalam konteks ini, IATPI tidak hanya mengampanyekan pentingnya investasi infrastruktur, tetapi juga mendesak penguatan pelatihan dan sertifikasi teknis. Endra menilai, tenaga ahli di bidang air minum, limbah, dan drainase masih belum mencukupi untuk menopang laju pembangunan sektor air bersih.
“Kami punya Dewan Pakar, kami punya jaringan ahli dari berbagai rumpun. Tapi itu tidak cukup jika tidak disertai komitmen dari pemerintah daerah dan swasta untuk membangun kapasitas teknis secara serius,” jelasnya.
Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mitra industri seperti Astra Infrastruktur, Brantas Abipraya, dan Artagraha MIG. Para peserta menyaksikan langsung bagaimana sistem pengolahan dan distribusi air bekerja, termasuk model perjanjian off taker dan pencapaian sambungan rumah tangga yang ternyata melebihi ekspektasi.
Muhammad Kukuh Dewantara dari Astra Infra mengakui bahwa tur ini memberikan gambaran utuh tentang tantangan sekaligus peluang di sektor air minum.
“Saya pikir ini hanya akan jadi tur biasa, tapi ternyata kami belajar banyak. Bahkan pencapaian SR lebih cepat dari yang ditargetkan. Ini membuka potensi kerja sama di sektor lainnya seperti air limbah,” katanya.
Di akhir kegiatan, Endra menegaskan bahwa IATPI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan infrastruktur air minum yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
“Ke depan, kita tidak bisa hanya andalkan proyek. Kita butuh orang-orang yang tahu apa yang mereka kerjakan, tahu cara menjaga kualitas air, tahu cara membaca sistem. Inilah kenapa pelatihan dan sertifikasi harus jadi prioritas nasional,” pungkasnya. (*)