IKNPOS.ID – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus melaju dengan pesat. Gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan lebar, dan berbagai fasilitas modern bermunculan demi menjadikan wilayah ini sebagai kota masa depan Indonesia.
Namun, di balik gemerlap pembangunan fisik itu, ada dinamika sosial yang mulai menimbulkan keresahan.
Salah satunya adalah fenomena prostitusi online di sekitar IKN, terutama di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Fenomena ini memunculkan kekhawatiran mendalam di tengah masyarakat. Warga Sepaku resah karena aktivitas prostitusi kini kian terselubung, mudah diakses, dan bahkan menjangkau generasi muda.
Modus Digital: Kos-kosan dan Guest House Jadi Lokasi Favorit
Menurut sejumlah warga, para pelaku prostitusi digital kini kerap memanfaatkan aplikasi chatting seperti WhatsApp, Telegram, hingga platform sosial media lainnya untuk menawarkan jasa mereka.
Mereka tinggal di guest house dan kos-kosan yang tersebar di sekitar proyek pembangunan IKN, menyamar sebagai pekerja biasa atau penghuni sementara.
“Ini sangat meresahkan, ditambah lagi mereka itu tinggal di guest house atau di kos-kosan sekitar sini. Anak-anak muda juga bisa gampang akses,” ujar seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan.
Layanan yang ditawarkan bersifat privat, lengkap dengan tarif bervariasi. Komunikasi dilakukan secara personal dan tertutup, sehingga sulit dilacak kecuali ada tindakan langsung dari aparat.
Kurangnya Pengawasan, Belum Ada Regulasi Tegas
Warga menyebutkan, lemahnya pengawasan terhadap peredaran aplikasi dan tidak adanya regulasi khusus terkait prostitusi online di kawasan IKN menjadi faktor utama yang memperparah situasi.
Sejauh ini, belum ada penindakan serius ataupun pengawasan rutin dari pihak berwenang. Kondisi ini membuat fenomena tersebut tumbuh subur tanpa kendali.
Masyarakat berharap, pemerintah dan aparat penegak hukum segera turun tangan. Warga juga meminta otoritas IKN ikut aktif dalam menangani tantangan sosial semacam ini.
“Jangan sampai nanti image IKN sebagai kota modern tercoreng karena persoalan sosial seperti ini,” kata warga lainnya.