IKNPOS.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) terlihat akur. Bahkan keduanya sepakat akan menjalin kerja sama di bidang pendidikan dan pertanian.
Sebelumnya, kedua kepala daerah ini viral di media sosial setelah Gubernur Rudy menyebut Dedi sebagai “gubernur konten” saat rapat Komisi 1 DPR RI bersama sejumlah gubernur, pada akhir April lalu.
Warga Jawa Barat yang tidak terima dengan pernyataan tersebut langsung membanjiri media sosial Pemprov Kaltim dan medsos pribadi Rudy.
Komentar-komentar netizen dari Jabar mengungkapkan dukungan terhadap Dedi dan menunjukkan ketidaksukaan terhadap Rudy.
Merasa terus diserang, Gubernur Rudy kemudian menyambangi kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kabupaten Subang.
Mengutip IG Pemprov Kaltim, pertemuan keduanya kader Parati Golkar inin terlihat penuh keakraban.
“Pertama terima kasih banyak ya Kang Dedi, kita datang silaturahmi, sekaligus juga terima kasih Kang Dedi sudah memberikan klarifikasi,” ucap Rudy.
Menurut Dedi, tidak ada hal negatif dari apa yang disampaikan Rudy Mas’ud saat RDP Komisi II di DPR pada Selasa lalu. Menurutnya, justru Rudy itu memujinya.
“Bapak itu (Gubernur Rudy Mas’ud) muji saya sebenarnya,” ucap Dedi sambil memegang dan menepuk tangan Gubernur Rudy Mas’ud.
Rudy menjelaskan bahwa sebagai kepala daerah, dirinya banyak mendapatkan inspirasi dari Dedi, khususnya dalam mengelola keuangan daerah dan APBD.
“Kang Dedi ini basic-nya kepala daerah, dulu pernah jadi bupati. Saya diberi masukan, bagaimana efisiensi anggaran,” ujar Rudy.
Saat kunjungan itu, Rudy juga menawarkan potensi kerja sama antara Kalimantan Timur dan Jawa Barat. Salah satu sektor yang sangat diperhatikan Rudy adalah pengembangan pangan.
Sektor-sektor lain yang menarik perhatian Rudy selain luas lahan persawahan adalah perikanan dan pariwisata.
Menurutnya, Kaltim memiliki banyak kesamaan potensi dengan Jawa Barat, meskipun masih perlu banyak belajar agar bisa lebih baik dan sukses.
“Jadi, konten-konten Kang Dedi itu banyak memberikan inspirasi buat kami semua para kepala daerah di Indonesia. Bagaimana bisa mengelola sumber daya alam ini menjadi penerimaan daerah,” pujinya.