IKNPOS.ID – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur mencatat, jumlah kematian pesut pada 2024 sudah mencapai empat ekor.
Terbaru, pihaknya menemukan bangkai seekor pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur.
Spesies endemik berkelamin jantan itu ditemukan mengambang di antara tumpukan tanaman air di bantaran tepian Sungai Mahakam, pada Jumat, 21 Juni 2024 lalu.
Lokasi penemuan tepatnya di seberang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang, sekitar pukul 18.00 Wita.
Penemuan ini segera dilaporkan ke pihak BKSDA Kaltim yang kemudian melakukan evakuasi dan pemeriksaan awal di lokasi.
“Mamalia air tawar yang dilindungi ini diduga baru mati beberapa jam sebelum ditemukan, karena tubuhnya belum menunjukkan tanda-tanda pembusukan,” kata Danielle Kreb, Peneliti dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), dikutip dari nomorsatukaltim, Sabtu 29 Juni 2024.
Menurut Kreb, kematian pesut ini menjadi perhatian serius karena ini merupakan kematian pesut keempat yang tercatat di tahun 2024.
“Penyebab kematian pesut ini masih belum diketahui secara pasti,” ujarnya.
“Kami masih terlalu dini untuk menyimpulkan apapun karena nanti ada analisis laboratorium juga. Sekitar 3-4 minggu mungkin baru keluar hasilnya,” sambungnya.
Untuk mengetahui penyebab kematian tersebut, bangkai pesut dibawa ke laboratorium perikanan di Universitas Mulawarman (Unmul) untuk dilakukan nekropsi.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong BKSDA Kaltim, Suryawati Halim, menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Unmul untuk melakukan otopsi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasilnya.
“Kita perlu segera menyelidiki penyebab kematian pesut ini,” tegasnya.
Suryawati menambahkan bahwa ini bukan kali pertama pesut ditemukan mati di Kaltim. Sebelumnya, kasus serupa tercatat di Kota Bangun dan Tenggarong.
“Diharapkan dengan adanya investigasi yang mendalam, penyebab kematian pesut ini dapat diketahui dan langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk melindungi spesies ini dari kepunahan,” ujarnya.
Tersisa 67 Ekor
Danielle Kreb menambahkan bahwa pesut ini diklasifikasikan sebagai kode “3”, yang menunjukkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya.
Ia menyampaikan bahwa kematian pesut mahakam ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian spesies endemik Kalimantan Timur ini. Saat ini, hanya tersisa sekitar 67 ekor pesut mahakam di sepanjang Sungai Mahakam.
“Kami perlu memahami penyebabnya agar bisa mencegah kejadian serupa di masa depan,” imbuh Kreb.
“Kematian yang terus berlanjut tanpa tindakan yang tepat dapat mengancam kelangsungan hidup spesies ini,” pungkasnya.
Melalui investigasi yang mendalam, penyebab kematian pesut ini diharapkan dapat diketahui sehingga langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk melindungi spesies ini dari kepunahan. (nomorsatukaltim)