IKNPOS.ID – Harga Pi Network merangkak naik dari semula diperdagangkan $0,60, namun hari ini Minggu 22 Februari 2025 menyentuh angka $1,59. Dalam rupiah harga per 1 Pi bernilai Rp26.146,66.
Melansir coingecko, harga Pi Network ini mengalami kenaikan 5.6% naik dari satu jam lalu dan 108.3% naik sejak kemarin.
Namun, Nilai PI hari ini adalah 0.0% lebih rendah dibandingkan dengan nilainya 7 hari lalu. Dalam 24 jam terakhir, total volume perdagangan Pi Network adalah sebesar Rp25.693.982.116.275.
Harga Pi Network sesuai prediksi analis kripto
Pi Network mulai debutnya di bursa mata uang kripto pada 20 Februari 2025 setelah resmi Open Mainnet. Sayangnya, usai peluncuran Mainnet harga Pi Coin terus mengalami penurunan signifikan hingga 65 persen.
Ketika Pi Coin pertama kali peluncuran, harga berada di level $2, mencapai harga tertinggi $2,20 dan harga terendah $0,09.
Penurunan harga secara terus menerus tersebut diduga akibat tekanan jual yang masif dan agresif.
Namun beberapa jam kemudian, harganya relatif fluktuatif hingga kemarin.
Meskipun tekanan jual agresif akiat ketidakpastian pasar, analis kripto Kim Wong memprediksi harga Pi Netwok segera bergerak.
Menurutnya, jika Pi Coin berhasil menembus angka $0,80, kemungkinan besar ia akan segera bergerak menuju kisaran $1. Begitu melampaui $1, level $2 bisa segera tercapai.
Sementara pemicu yang mungkin bisa mendorong penembusan tersebut bisa berasal dari berita mengenai pencatatan Binance atau kemajuan dalam pengembangan ekosistem Pi.
Kim Wong percaya a harga Pi dapat naik secara signifikan, mungkin sepuluh kali lipat dari nilai saat ini.
Para ahli mengganggap valuasi harga Pi di awal $0,72, masih wajar. Sebagai perbandingan, proyek lain dengan pasokan yang beredar serupa, harga perdagangan Supra jauh lebih rendah yaitu $0,012.
Proyek dengan pasokan serupa, seperti Pi Coin, biasanya memiliki pencatatan awal yang lebih tinggi. Hal ini membuat harga Pi Coin cukup menguntungkan jika membandingkan dengan aset kripto lain dengan pasokan dan faktor pasar yang serupa.
Terverifikasi Dewan Pers