IKNPOS.ID – Memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, di sejumlah wilayah Indonesia muncul siklus La Nina, yang bisa memicu curah hujan tinggi.
Siklus La Nina adalah anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau Sea Surface Temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.
Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, berdasarkan perkiraan curah hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) diprediksi tinggi saat memasuki periode Nataru.
“Normalnya curah hujan itu berkisar 50-100 milimeter, tapi memasuki akhir tahun berkisar di 300-400 milimeter,” jelas Kukuh, Senin, 9 Desember 2024.
Menurutnya, kondisi tersebut tidak hanya di periode Nataru, namun berlanjut hingga April tahun depan, dalam hal ini pada awal tahun 2025 merupakan puncak pertama musim hujan dan April puncak ke dua.
“Desember ini menuju puncak musim penghujan, dan puncaknya itu pada Januari hingga April,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, curah hujan tinggi ini bisa saja terjadi hingga Lebaran Idul Fitri tahun depan, mengingat Idul Fitri tahun depan diperkirakan jatuh pada bulan Maret.
“Sehingga sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Kaltim cuaca lebih dingin serta curah hujan meningkat,” ujarnya.
Meskipun curah hujan tinggi namun Kukuh menyatakan potensi angin kencang serta hujan yang disertai petir menurun pada periode tersebut.
“Hujan petir dan angin kencang yang terjadi pada Oktober lalu berkurang mulai bulan ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Kukuh mengingatkan warga terutama yang di kawasan pesisir agar mewaspadai banjir rob mengingat saat periode tersebut kondisi air sedang pasang serta gelombang terkadang tinggi.
“Potensi bencana itu ada, terutama yang di pesisir pantai seperti banjir rob, dan untuk di Balikpapan mengingat wilayahnya berbukit yang perlu diwaspadai tanah longsor,” jelasnya.