IKNPOS.ID – Pi Network mencatat penurunan dramatis senilai lebih dari $18 miliar dalam enam bulan terakhir, menjadikannya salah satu kejatuhan paling cepat di antara kripto yang sedang naik daun pada 2025. Dari perkiraan valuasi awal di atas $20 miliar, proyek ini kini hanya bernilai sebagian kecil dari estimasi awal, menimbulkan pertanyaan serius terkait transparansi dan keberlanjutan.
Menurut analis komunitas, Mr. Spock Ape, kejatuhan ini sebagian besar dianggap sebagai rug pull, di mana kepercayaan investor hilang drastis. Meski nilai pasar turun, ribuan “Pioneers” masih menambang Pi Coin berdasarkan Global Consensus Value (GCV) satu Pi senilai $314,159, yang sejauh ini belum terealisasi dalam perdagangan resmi atau likuid, menimbulkan keraguan soal keaslian angka tersebut.
Upaya Teknis Gagal Pulihkan Kepercayaan Pasar
Meski Pi Network terus memperbarui teknologinya, langkah-langkah ini belum mampu memperkuat posisi token di pasar. Pada September, tingkat dasar penambangan diturunkan menjadi $0,0027–$0,127 per jam, menandai penurunan 1,23% per bulan. Hal ini membuat pengguna memerlukan lebih dari 15 hari untuk menambang satu Pi Coin tanpa bonus tambahan. Upaya ini bertujuan membatasi suplai token, namun tidak menghentikan penurunan nilai lebih lanjut.
Proyek ini juga memperkenalkan fitur baru seperti DEX dan AMM pada testnet, serta upgrade testnet versi 20 untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas blockchain menjelang mainnet. Meski dianggap kemajuan teknis, langkah ini belum berhasil mengembalikan kepercayaan investor.
KYC Cepat dan Peningkatan Aktivitas Pengguna
Sistem Fast Track KYC yang baru memungkinkan verifikasi pengguna lebih cepat dibanding sebelumnya, di mana pengguna harus menyelesaikan 30 shift penambangan sebelum dapat diverifikasi. Dengan AI, proses ini dipercepat untuk akses wallet dan transaksi, sekaligus meningkatkan keterlibatan pengguna.
Transparansi dan Tata Kelola Jadi Sorotan
Penurunan tajam menyoroti tata kelola Pi Network. Sentralisasi proyek memberikan kontrol penuh kepada pengembang atas penerbitan token, yang mengurangi transparansi dibanding kripto lain yang berbasis smart contract open-source. Analis menegaskan bahwa pemulihan Pi Network mungkin tidak terjamin tanpa listing pihak ketiga, audit terverifikasi, dan kontrol independen. Kerugian $18 miliar ini menjadi pengingat risiko proyek yang minim akuntabilitas.