IKNPOS.ID – Smart is a must but not sufficient. Kecerdasan adalah keharusan, namun belum cukup. Itulah pesan yang disampaikan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, Kamis, 16 Oktober 2025.
Pesan itu disampaikan sosok yang biasa disapa Pak Bas itu ketika memberikan Orasi Ilmiah dalam acara wisuda Sarjana dan Pascasarjana Universitas Balikpapan di BSCC Dome, Balikpapan, Kalimanan Timur (Kaltim).
“Setiap insan selain harus cerdas, juga harus memiliki Akhlakul Karimah, agar ilmu yang dimiliki membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Indonesia membutuhkan orang yang memiliki keduanya dalam perjalanannya menuju Indonesia Emas 2045,” tulis Pak Bas di @basukihadimuljono.
Pada orasi ilmiah “Dari Jakarta ke Nusantara” itu, Pak Bas menjelaskan alasan di balik pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara, tahapan pembangunannya, serta tiga pilar utama yang menjadi fondasi IKN: Smart City, Sponge City, dan Forest City.
“Saat ini, pembangunan IKN telah memasuki tahap kedua, di mana kami akan memulai pembangunan kawasan legislatif dan yudikatif,” lanjut Pak Bas.
Pembangunan IKN Libatkan Perguruan Tinggi
Pembangunan IKN juga melibatkan kalangan perguruan tinggi. Ini sesuai dengan tujuan untuk membentuk ekosistem Pendidikan di calon ibu kota Indonesia itu.
Sebelumnya, Akademisi dan mahasiswa dari Fakultas Vokasi Universitas Balikpapan bersama Asosiasi Perguruan Tinggi K3 Indonesia melakukan kunjungan studi lapangan ke Kantor Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Oktober silam.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari langsung penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam proses pembangunan IKN.
Dalam kunjungan tersebut, para peserta tidak hanya berdiskusi dengan jajaran Otorita IKN, tetapi juga melihat langsung penerapan standar K3 di lapangan, termasuk pada proyek pembangunan Istana Wakil Presiden.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa vokasi dan komunitas akademisi K3 untuk melihat bagaimana penerapan standar keselamatan kerja di lapangan.
Otorita IKN menyampaikan apresiasi kepada Asosiasi Perguruan Tinggi K3 Indonesia atas inisiatif dan kolaborasi yang terjalin. Kehadiran akademisi di tengah proses pembangunan ini diharapkan semakin memperkuat komitmen bersama dalam menjadikan K3 sebagai budaya kerja, sekaligus membangun generasi muda yang peduli terhadap keselamatan dan keberlanjutan pembangunan.






















