IKNPOS.ID – Harga kopi di Amerika Serikat terus melonjak, membuat pecinta kopi harus merogoh kocek lebih dalam untuk secangkir latte atau cappuccino favorit mereka. Data terbaru dari pemerintah AS mencatat, rata-rata harga per pon kopi bubuk mencapai $9,14 pada September 2025, naik 3% dibanding Agustus dan melonjak 41% dibanding September 2024. Kenaikan ini menunjukkan tren harga kopi yang tajam sejak awal tahun, seiring inflasi yang masih tinggi dan meningkatnya biaya produksi.
Menurut sejumlah pemilik kedai kopi, kenaikan harga biji kopi sekitar 15% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar biji kopi yang digunakan berasal dari Afrika. Untuk menghemat biaya, beberapa kedai mulai memanggang biji sendiri. Selain itu, biaya tambahan seperti gelas dan aksesoris minuman ikut naik, dan kenaikan upah minimum lokal turut menekan harga jual akhir.
Penyebab Kenaikan Harga: Tarif dan Cuaca
Mayoritas kopi yang dikonsumsi di AS adalah impor, karena produksi domestik hanya sekitar 1%. Brasil sebagai pemasok utama menyumbang 30% pasar kopi AS, sedangkan Kolombia 20%, dan Vietnam 8%. Pemerintah AS sebelumnya memberlakukan tarif hingga 40% untuk produk kopi Brasil dan 20% untuk Vietnam. Dampak langsungnya adalah pasokan yang berkurang, karena produsen menahan pengiriman sambil menegosiasikan siapa yang menanggung tambahan biaya tersebut.
Selain itu, kondisi cuaca buruk turut mendorong harga kopi naik. Panas ekstrem, kekeringan, dan pola cuaca La Nina meningkatkan risiko gagal panen, khususnya di Brasil. Menurut FAO, harga kopi dunia melonjak hampir 40% sepanjang 2024 akibat gangguan iklim global. Hal ini memicu produsen dan peneliti mengembangkan varietas kopi lebih tahan iklim untuk menghadapi ketidakpastian pasokan.
Dampak Global dari Kenaikan Harga Kopi AS
Kenaikan harga kopi di AS tidak hanya memengaruhi konsumen lokal, tetapi juga berpotensi mengguncang pasar global. Amerika Serikat merupakan salah satu pasar kopi terbesar di dunia, sehingga permintaan tinggi di sana dapat menekan stok global dan memicu lonjakan harga di negara importir lain. Distributor dan eksportir di Brasil, Kolombia, dan Vietnam kemungkinan menyesuaikan harga ekspor mereka seiring meningkatnya permintaan dan biaya logistik, yang akhirnya dirasakan konsumen di Eropa, Asia, hingga Timur Tengah.



