8. General Social Sciences (Ilmu Sosial Umum) — 54,1%
Karena sifatnya yang luas, jurusan ini membuat lulusannya fleksibel tapi tidak spesifik.
Hasilnya, banyak yang bekerja di bidang pemasaran, layanan publik, atau posisi umum lainnya.
9. Public Policy & Law (Kebijakan Publik dan Hukum) — 53,9%
Banyak lulusan bidang ini bermimpi menjadi pengacara atau analis kebijakan, namun posisi tersebut biasanya memerlukan gelar lanjutan seperti law school atau master of public policy.
Tanpa kualifikasi tambahan, mereka akhirnya bekerja di sektor administratif atau NGO.
10. Fine Arts (Seni Rupa) — 53,4%
Jurusan ini menghasilkan seniman kreatif, tapi dunia kerja formalnya sangat terbatas.
Banyak lulusan menjadi freelancer, desainer grafis, atau pengajar seni informal.
11. Animal and Plant Sciences (Ilmu Hewan dan Tumbuhan) — 53,2%
Meski bidang ini penting untuk penelitian dan konservasi, posisi riset biasanya mensyaratkan gelar pascasarjana.
Lulusan S1 sering kali hanya bekerja sebagai teknisi laboratorium atau staf konservasi dasar.
Underemployment Bisa Terjadi di Mana Saja
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Amerika Serikat.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, mismatch antara jurusan dan pekerjaan juga kian sering ditemukan.
Misalnya, lulusan ekonomi yang bekerja di bidang desain, atau sarjana teknik yang beralih menjadi konten kreator.
Hal ini membuktikan bahwa gelar akademik saja tidak lagi menjadi jaminan kesuksesan karier di era digital.
Bagaimana Mengatasi Underemployment?
Agar tidak terjebak dalam fenomena ini, mahasiswa dan calon lulusan perlu mempersiapkan diri dengan:
Memperkuat keterampilan teknis dan digital (coding, data analysis, desain, dan komunikasi visual).
Mengikuti kursus praktis atau sertifikasi profesi yang relevan dengan industri.
Membangun portofolio nyata sejak kuliah (magang, proyek sosial, atau freelance).
Menyesuaikan jurusan dengan tren industri masa depan, seperti teknologi, energi hijau, dan ekonomi digital.
Universitas pun disarankan memperbarui kurikulum agar lebih sinkron dengan kebutuhan pasar kerja modern.