IKNPOS.ID – Tanaman tropis Kratom (Mitragyna Speciosa), yang melimpah ruah di hutan Kalimantan, kini dalam proses transformasi besar. Dari komoditas ekspor yang membuat Amerika Serikat (AS) “tergila-gila” menjadi aset medis nasional.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan PT Soho Industri Pharmasi (SIP) untuk meneliti dan mengembangkan ekstrak kratom menjadi obat modern.
Inisiatif kolaboratif ini lahir dari arahan pemerintah yang menugaskan BRIN untuk melakukan kajian mendalam mengenai potensi positif dan negatif kratom.
Fokus awal kerja sama ini adalah memanfaatkan potensi kratom sebagai obat pereda nyeri (analgesik), didukung oleh data riset BRIN yang telah berjalan intensif sejak tahun 2022.
“BRIN sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) produk dengan industry. Sehingga tidak perlu investasi besar di bidang itu. Hal ini kita lakukan supaya pengembangan produk berbasis riset di industri lokal semakin kuat,” kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
Potensi Farmasi Kratom
Hasil riset awal yang dilakukan BRIN sangat menjanjikan. Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putra menjelaskan senyawa bioaktif yang terkandung dalam kratom memiliki potensi medis yang luas.
Potensi Senyawa Bioaktif Kratom:
- Anti-inflamasi: Berpotensi mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Analgesik: Efektif sebagai pereda nyeri.
- Anti-kanker: Potensi dalam melawan pertumbuhan sel kanker.
- Anti-diabetes: Berpotensi membantu dalam pengelolaan kadar gula darah.
Hasil penelitian ini bahkan telah dipaparkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Berdasarkan lampu hijau dari BPOM, BRIN kini diizinkan melanjutkan penelitian kratom ke tahap yang lebih serius. Yaitu uji praklinis dan uji klinis. Ini sebagai langkah awal menuju hilirisasi produk.
Metode Ekstraksi Unik dan Co-Development
Ruang lingkup kerja sama antara BRIN dan PT SIP sangat teknis dan fokus pada transfer pengetahuan krusial.
Tahapan Kemitraan BRIN – PT SIP:
- Transfer Ilmu dan Teknologi: BRIN akan mentransfer ilmu dan teknologi, khususnya mengenai metode ekstraksi kratom yang unik dan berbeda dari proses ekstraksi herbal konvensional. Pengetahuan ini disesuaikan dengan publikasi riset yang telah dihasilkan BRIN.
- Tahap Co-Development Formula: Setelah PT SIP menguasai teknologi ekstraksi, kedua belah pihak akan melanjutkan pada tahap pengembangan formulasi obat secara bersama-sama.
“Awalnya, kami diminta oleh BPOM untuk fokus pada analgesik dulu. Untuk tahap awal, dilakukan Co-Development formula untuk analgesik dengan PT SIP, berdasarkan data in vitro dan in vivo yang kami miliki,” papar Masteria Yunovilsa Putra.