IKNPOS.ID – Nama Bella Tania, B.Sc. (Pharm), M.S., mungkin belum banyak dikenal publik Indonesia, namun kiprahnya di dunia farmasi internasional patut diacungi jempol.
Perempuan asal Indonesia ini berhasil meniti karier di industri farmasi Korea Selatan, tepatnya di Daewoong Pharmaceutical, salah satu perusahaan farmasi ternama di Asia.
Dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis fin.co.id, Sigit Nugroho, Bella membagikan perjalanan panjangnya dari bangku SMA hingga menjadi profesional muda yang sukses bekerja lintas negara, serta bagaimana beasiswa dari Daewoong Foundation menjadi pintu pembuka karier globalnya.
Related Post
Saat ditanya apa yang membuatnya memilih bidang farmasi, Bella tersenyum dan menjawab dengan penuh semangat.
“Dari kecil, saya memang ingin bekerja di bidang kesehatan. Tapi kan bidang kesehatan itu luas ada dokter, perawat, apoteker, dan sebagainya. Saya memilih farmasi karena ingin tetap bisa menyelamatkan orang lewat bidang yang unik dan terus berkembang,” ungkap Bella.
Baginya, dunia farmasi menawarkan ruang yang luas untuk belajar dan berinovasi, tanpa harus menempuh pendidikan sepanjang profesi dokter. Selain itu, farmasi membuatnya terus belajar seumur hidup karena dunia obat dan penyakit selalu berubah.
Dari ITB hingga Seoul National University
Bella memulai pendidikan S1 di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menempuh waktu empat tahun untuk meraih gelar sarjana. Tak berhenti di situ, ia juga menempuh pendidikan profesi apoteker di kampus yang sama.
“Saya memang hanya memilih ITB sebagai pilihan satu-satunya. Karena ITB universitas negeri, reputasinya bagus, dan jurusan farmasinya salah satu yang terbaik di Indonesia,” katanya.
Setelah menamatkan pendidikan profesi, Bella melanjutkan studi S2 di Seoul National University (SNU), Korea Selatan, berkat beasiswa dari Daewoong Foundation.
Beasiswa ini tidak hanya memberikan bantuan dana pendidikan, tetapi juga membuka kesempatan untuk mengikuti program pengembangan karier dan pelatihan langsung di industri farmasi Korea.
Terverifikasi Dewan Pers