Sebagian energi ini didistribusikan melalui atmosfer dan lautan, tetapi sisanya terperangkap di Bumi, memperkuat tren pemanasan global yang sudah berjalan.
Dampak buruk dari ketidakseimbangan energi yang berpusat di Utara ini adalah potensi akselerasi pemanasan di wilayah padat penduduk dan industry.
Seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Para ilmuwan memperingatkan, jika ketidakseimbangan ini terus berlanjut, prediksi perubahan iklim akan menjadi lebih ekstrem.
Sebagai perbandingan, peristiwa alam seperti letusan gunung berapi Hunga Tonga atau kebakaran hutan besar di Australia memang sempat melepaskan aerosol dan sedikit meningkatkan daya pantul di Belahan Selatan.
Namun efeknya tidak cukup kuat untuk mengompensasi perubahan skala global yang terjadi. Tim peneliti menegaskan hasil temuan ini menuntut peninjauan ulang yang mendalam terhadap cara model iklim menghitung kompensasi energi antarbelahan.