IKNPOS.ID – Di tengah persaingan ketat music digital, Spotify, layanan streaming global menaikkan harga langganannya di berbagai wilayah. Termasuk Indonesia.
Berbarengan dengan penyesuaian tarif, Spotify meluncurkan fitur perpesanan. Ini memungkinkan pengguna berinteraksi lebih personal.
Langkah ini drastis mengubah fungsi aplikasi dari sekadar pemutar musik menjadi platform sosial.
Fitur ini akan tersedia untuk semua pengguna seluler. Baik gratis maupun premium.
Jika sebelumnya pengguna harus keluar dari aplikasi untuk berbagi playlist, kini interaksi sosial terjadi dalam satu ekosistem.
Spotify kini seperti gabungan platform streaming musik dan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp.
Fitur ini bukan hal baru bagi Spotify. Perusahaan optimistis. Mengingat pertumbuhan jumlah pengguna yang pesat: 696 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal kedua 2025.
Dengan target ambisius 1 miliar pengguna, inovasi ini diprediksi mampu menarik lebih banyak pengguna.
Strategi Finansial di Balik Kenaikan Harga
Biaya langganan Spotify Premium Individual di Indonesia naik dari Rp54.990 menjadi Rp59.900 per bulan. Efektif per Oktober 2025.
Co-President dan Chief Business Officer Spotify, Alex Norstrom, menyatakan penyesuaian harga ini merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk meningkatkan margin keuntungan.
Kenaikan harga dan upaya efisiensi biaya yang dilakukan beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil.
Spotify berhasil mencetak laba tahunan pertama pada tahun lalu. Langkah ini tidak hanya untuk menjaga daya saing di tengah kompetisi dengan Apple Music dan Amazon Music. Tetapi juga membiayai inovasi dan ekspansi konten. Termasuk video dan program monetisasi untuk kreator podcast.
Dampak pada Pengguna
Kenaikan harga langganan ini mungkin terasa berat bagi sebagian pengguna. Namun, Spotify berusaha mengimbanginya dengan menawarkan fitur baru yang meningkatkan pengalaman pengguna.
Alih-alih hanya menjadi tempat mendengarkan musik, Spotify kini ingin menjadi pusat interaksi sosial berbasis audio.