Adapun 5 kementerian itu adalah Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perumahan.
“Ini proyek besar. Jangka Panjang. Melibatkan banyak stakeholders. Termasuk juga kita butuh investasi dan keterlibatan pemimpin di daerah. Jadi Pemprov maupun pemerintahan kabupaten kota yang dilalui oleh projek besar giant sea wall harus menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan,” terang mantan Menteri ATR/BPN ini.
Melalui badan ini, lanjut AHY, pemerintah akan membuka peluang kerja sama dengan investor swasta lokal maupun asing untuk pengembangan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall.
“Jadi kami membuka ruang komunikasi dan kerjasama dengan semua pihak dalam dan luar negeri. Pada akhir nanti akan kita sampaikan,” jelas AHY.
Lompatan Peradaban Maritim Indonesia
Bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), proyek ini adalah sebuah lompatan peradaban yang terinspirasi dari keberhasilan sebuah negara kecil di Eropa yang selama berabad-abad berhasil menaklukkan lautan: Belanda.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Muhammad Yusuf menceritakan semangat dalam proyek raksasa ini serupa dengan apa yang dilakukan Belanda dengan sistem tanggul laut ikoniknya. Seperti Afsluitdijk dan proyek Delta Works.
“Kita melihat ke Belanda. Bukan untuk meniru mentah-mentah. Tetapi belajar semangat dan teknologinya. Mereka berhasil mengubah ancaman menjadi kekuatan. Itulah yang ingin direplikasi di Pantura,” ujar Yusud saat dihubungi Disway, pada Rabu 3 September 2025.
Narasi yang berkembang di KKP adalah bagaimana Belanda, yang sepertiga wilayahnya berada di bawah permukaan laut, mampu membangun salah satu negara paling makmur di dunia.
Kuncinya adalah kendali atas air. Inspirasi inilah yang menjadi bahan bakar optimisme KKP terhadap potensi Giant Sea Wall.
“Dulu, wilayah pesisir Belanda selalu dilanda banjir. Sama seperti Pantura yang setiap tahun berjibaku dengan rob. Ekonomi sulit tumbuh. Masyarakat selalu was-was. Kemudian mereka membuat keputusan berani: membangun sistem pertahanan laut yang masif,” terangnya.