IKNPOS.ID – Ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab kembali meruncing. Kali ini, sorotan tertuju pada Qatar, setelah ibukotanya, Doha, menjadi target serangan udara Israel pada 9 September 2025.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 6 orang dan diklaim Israel sebagai upaya untuk menghantam keberadaan pemimpin Hamas.
Namun, bagi Qatar, tindakan itu dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan negara sekaligus sabotase terhadap proses perdamaian yang sedang digagas.
Tak tinggal diam, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani langsung menyuarakan perlawanan keras dalam pidatonya di KTT Darurat Arab-Islam yang digelar di Doha, Senin (15/9/2025).
Pidato Keras Emir Qatar
Dalam pidatonya yang menggelegar di hadapan 57 negara anggota OKI dan 22 negara Liga Arab, Sheikh Tamim menyebut serangan Israel di Doha sebagai tindakan yang “berbahaya, mencolok, dan pengecut.”
“Ibu kota negara saya menjadi sasaran serangan berbahaya yang menargetkan kediaman keluarga para pemimpin Hamas dan delegasi negosiasi mereka. Warga kami terkejut, dan seluruh dunia terkejut dengan agresi dan tindakan teroris yang pengecut,” tegas Sheikh Tamim, dikutip dari Al Jazeera.
Ia menegaskan bahwa Qatar tidak akan tinggal diam menghadapi pelanggaran tersebut. Lebih jauh, ia menyebut tindakan Israel sebagai upaya sistematis menggagalkan proses perdamaian yang tengah diupayakan untuk konflik Israel-Palestina.
Kecaman terhadap Israel
Sheikh Tamim juga menyinggung penolakan Israel terhadap Inisiatif Perdamaian Arab 2002. Menurutnya, jika Israel sejak awal menerima inisiatif tersebut, kawasan Timur Tengah tidak akan terjebak dalam siklus kekerasan berkepanjangan.
Ia mengkritik keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dianggap menutup pintu perdamaian dan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.
Bahkan, Sheikh Tamim menuduh Israel berupaya menjadikan Gaza tak layak huni sebagai strategi jangka panjang untuk mengusir rakyat Palestina dari tanahnya.
“Perang Israel di Gaza telah berubah menjadi perang pemusnahan. Israel ingin menjadikan Gaza tak layak huni sebagai langkah awal untuk menggusur penduduknya,” katanya.