IKNPOS.ID – Pasar kripto terus menghadirkan peluang baru bagi investor yang mencari aset dengan potensi keuntungan tinggi. Dua nama lama, Cardano (ADA) dan Pi Network (PI), masih menjadi bahan pembicaraan, meski keduanya menghadapi tantangan berbeda.
Di sisi lain, Layer Brett (LBRETT) muncul sebagai pendatang baru yang menyita perhatian berkat hype besar dalam presale dan prospek keuntungan hingga 20x lipat.
Layer Brett: Presale yang Picu Optimisme 20x
Di tengah ramainya meme coin seperti Pepe, Dogwifhat, dan Bonk, Layer Brett berhasil mencuri perhatian meski baru masuk pasar. Token ini dibangun di atas ekosistem Ethereum Layer-2 dengan blockchain miliknya, memungkinkan transaksi super cepat dengan biaya rendah, serta mendukung berbagai aplikasi Web3 dan smart contract DeFi.
Salah satu daya tarik utamanya adalah program staking dengan APY hingga 3.000%, yang menjanjikan keuntungan signifikan bagi pemegang awal. Dalam waktu singkat, proyek ini telah mengumpulkan hampir $3 juta dari tahap presale. Ditambah lagi dengan roadmap yang mengusung integrasi NFT dan gamifikasi staking, Layer Brett semakin dipandang sebagai kripto baru yang bisa memberi 20x keuntungan jangka pendek dan potensi pertumbuhan ribuan kali lipat di masa depan.
Cardano: Stabil, Namun Kurang Menggairahkan
Sebagai salah satu proyek blockchain berbasis riset, Cardano terus mengembangkan ekosistem smart contract, DeFi, hingga tata kelola berbasis komunitas. Namun, meski fundamentalnya solid, harga ADA bergerak lambat dibandingkan pesaingnya.
Dengan harga saat ini di kisaran $0,8, proyeksi optimistis menempatkan ADA di level $2 pada beberapa tahun mendatang. Meski ada potensi kenaikan 2–3 kali lipat, angka ini masih jauh dari rekor tertinggi $3,1. Investor yang menginginkan pertumbuhan cepat kini mulai melirik alternatif dengan imbal hasil lebih agresif, seperti Layer Brett.
Pi Network: Hype yang Meredup
Pi Network sempat menarik jutaan pengguna berkat konsep mining melalui ponsel. Namun, antusiasme tersebut meredup akibat sejumlah masalah internal, termasuk keterlambatan pengembangan dan rumor penjualan besar-besaran oleh pihak dalam.