Sinergi lintas sektor, termasuk Polri yang menanam jagung di 138 ribu hektare dan apresiasi Komisi IV DPR, memperkuat program ini.
“Ketahanan pangan adalah jantung dari ketahanan nasional. Mengingatkan kata Bung Karno hidup matinya bangsa ditentukan oleh pangan,” paparnya.
Untuk mendukung program ini, ada 7 Perpres baru yang menyederhanakan distribusi pupuk dan meningkatkan produksi beras rekor.
“Ketahanan pangan bukan semata urusan teknis. Ini adalah isu strategis yang membutuhkan dukungan semua lini kepemimpinan,” terangnya.
Jamin Ketersediaan Pupuk untuk Swasembada
Terkait urusan pupuk, pemerintah menunjuk PT Pupuk Indonesia. Tugasnya memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk program lumbung pangan, dengan kapasitas produksi 14,5 juta ton per tahun.
Alokasi 2025 sebesar 9,55 juta ton, dengan penyaluran lebih dari 3 juta ton hingga Mei, dan stok 2 juta ton (1,4 juta subsidi, 600 ribu nonsubsidi).
“Tidak saja di gudang-gudang pabrik. Tapi juga kita pastikan seluruh stok itu sudah tersebar di seluruh wilayah melalui jaringan penjualan kita,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.
PT Pupuk Indonesia, selaku pelaksana kebijakan pupuk bersubsidi memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga.
Menurutnya hingga bulan Mei 2025, Pupuk Indonesia sudah menyalurkan lebih dari 3 juta ton pupuk, dari alokasi 9,5 juta ton.
“Kita juga masih mempunyai stok pupuk sebanyak 2 juta ton. Rinciannya 1,4 juta ton pupuk bersubsidi dan 600 ribu ton adalah pupuk nonsubsidi,” jelasnya.
Ia menambahkan, stok pupuk bersubsidi tersebut saat ini sudah tersebar di 27.000 kios resmi yang ada di seluruh Indonesia.
Untuk menjaga ketersediaan, Pupuk Indonesia mengoptimalkan teknologi dengan mengimplementasikan digitalisasi semua kios yang ada. Salah satunya dengan aplikasi i-Pubers.
Dengan digitalisasi ini, dapat tercatat berapa pupuk yang sudah petani tebus. Juga sisa alokasi yang masih bisa ditebus.
Ketika pupuk bersubsidi ditebus petani, Pupuk Indonesia melalui command center juga bisa meng-capture data seluruh Indonesia secara real time. Data yang di-capture bukan hanya data numerik saja. Namun juga visualnya.