Monitoring dan Evaluasi
Target Quick Win Turunkan kasus 50% dalam 5 tahun. Hingga Mei 2025, notifikasi kasus mencapai 66.797, dengan pengobatan 45.796. Efisiensi anggaran melalui Inpres 1/2025 memastikan transparansi.
Dengan program resmi yang didukung anggaran memadai dan implementasi yang semakin sistematis, Indonesia menargetkan untuk:
Mencapai lebih dari 90% deteksi kasus TBC pada tahun 2025.
Melanjutkan pengobatan dan penyembuhan dengan tingkat keberhasilan melebihi 80%.
Mengurangi angka kematian akibat TBC secara signifikan.
Strategi Inovatif dan Kolaboratif (H-2)
Implementasi program penanganan TBC 2025 di bawah komando Prabowo ditekankan pada enam strategi utama dari Perpres 67/2021. Hal ini diperkuat dengan elemen Quick Win.
Pendekatannya secara holistik. Melibatkan pusat hingga daerah. Selain itu, berbasis teknologi untuk hasil cepat.
Implementasi ini mendapat support internasional. Seperti WHO. Di tingkat daerah, gubernur dan bupati diberi tanggung jawab. Termasuk alokasi dana desa untuk TBC.
Program ini telah menunjukkan dampak awal positif. Pada Maret 2025, kontribusi komunitas mencapai 29% penemuan kasus.
CKG juga telah menjangkau 18 juta warga. Targetnya ada penurunan insiden TBC hingga 90% pada 2030.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, dokter Ngabila Salama, mengatakan Indonesia tidak bisa hanya menekan TBC lewat obat.
Pemerintah perlu mengadopsi strategi yang menyeluruh. Bukan hanya Kesehatan. Tetapi juga sosial dan ekonomi.
Dia membeberkan langkah-langkah penting yang dapat dilakukan memutus rantai penularan. Strateginya panjang.
Mulai dari deteksi dini lewat tes molekuler. Pengobatan gratis yang tidak putus. Hingga dukungan nutrisi dan psikososial bagi pasien.
“Dimulai dari deteksi dini yang masif. Skrining di puskesmas, sekolah, tempat kerja, hingga komunitas berisiko tinggi,” kata Ngabila Salama kepada Disway pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Ditambah pemanfaatan Tes Cepat Molekuler (TCM) hingga Whole Genome Sequencing untuk mendeteksi TBC. Termasuk yang sudah resisten obat.