Sebagai contoh konkret, kawasan transmigrasi Melolo di Sumba Timur dijadikan pilot project karena masih memiliki angka kemiskinan tinggi yakni 27 persen, namun memiliki potensi besar dalam bidang industrialisasi dan swasembada pangan serta energi.
“Seperti contoh, misalkan di kawasan transmigrasi Melolo di Sumba Timur, itu angka kemiskinannya cukup tinggi, 27 persen. Tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, itu bisa dibuat di tanah yang tandus dan kering menjadi perkebunan gula di dalam kawasan transmigrasi. Dan ada industrinya di sana. Dan cukup untuk swasembada pangan maupun swasembada energi,” ungkap Iftitah.
Ia juga menambahkan potensi pemanfaatan tebu sebagai bahan baku gula sekaligus sumber energi listrik berbasis biomassa yang akan dikembangkan melalui pendidikan pascasarjana di bidang teknologi pertanian, teknik kimia, elektro, dan mesin.
“Karena tebunya itu bisa untuk gula, swasembada pangan, dan ampas tebunya bisa untuk listrik dengan biomassa. Oleh karena itu, kita nanti insya Allah di kawasan transmigrasi Melolo mungkin akan membuka jurusan untuk pascasarjananya — teknologi pertanian, teknik kimia, teknik elektro, dan teknik mesin. Nanti akan berkembang lagi sesuai dengan laporan dari tim Ekspedisi Patriot,” tutup Menteri Iftitah.
Fajar Ilman