IKNPOS.ID – Kombinasi mi instan dengan nasi telah menjadi hidangan favorit banyak orang, terutama di Indonesia, karena rasanya yang nikmat dan mengenyangkan.
Namun, di balik kenikmatan tersebut,Dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi Universitas IPB, Rosyda Dianah, SKM, MKM, memberikan peringatan serius terkait bahaya konsumsi kedua makanan ini secara berlebihan dan terus-menerus.
Menurut Rosyda, kombinasi mi instan dan nasi merupakan perpaduan dua sumber karbohidrat sederhana yang tinggi.
“Kombinasi ini berisiko menimbulkan ketidakseimbangan gizi dan berbagai gangguan kesehatan jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain,” ujar Rosyda dalam keterangan yang diterima oleh Disway.id, Senin 18 Agustus 2025.
Penyebab Resistensi Insulin dan Diabetes Tipe 2
Ketika seseorang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar sekaligus, kadar gula darahnya akan melonjak drastis.
Tubuh kemudian merespons dengan memproduksi insulin dalam jumlah besar untuk membawa glukosa dari darah ke sel-sel sebagai energi.
Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” pungkasnya.
Resistensi insulin adalah cikal bakal penyakit diabetes melitus tipe 2. Ketika sel-sel tidak lagi merespons insulin dengan baik, pankreas akan bekerja lebih keras untuk memproduksi lebih banyak insulin.
Akhirnya, pankreas bisa kelelahan dan gagal memenuhi kebutuhan insulin, yang menyebabkan kadar gula darah terus-menerus tinggi dan berujung pada diabetes.
Rendahnya Nilai Gizi dan Dampak Lainnya
Selain masalah resistensi insulin, Dr. Wahyudi juga menyoroti rendahnya nilai gizi dari kombinasi mi instan dan nasi. Mi instan dikenal sebagai makanan “kosong” gizi karena minimnya serat, vitamin, dan mineral. Begitu pula dengan nasi putih.
“Konsumsi kedua makanan ini tanpa diimbangi dengan sayur, protein, dan lemak sehat akan menyebabkan defisiensi nutrisi. Pasien akan merasa kenyang, tapi nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi,” tutur Rosyda.