IKNPOS.ID – Daging panggang atau barbekyu, steak, dan burger panas banyak disukai karena menggugah selera. Namun, ada pertanyaan penting mengenai apakah konsumsi daging merah, khususnya yang dipanggang atau diasap, meningkatkan risiko kanker.
Menurut Dr. Kathleen Egan, epidemiolog di Moffitt Cancer Center, konsumsi daging merah yang tinggi terkait dengan beberapa penyakit kronis, termasuk risiko kanker kolon.
Analisis gabungan dari 19 penelitian prospektif menunjukkan risiko kanker kolon sekitar 25% lebih tinggi pada kelompok dengan konsumsi daging sapi tertinggi dibandingkan dengan yang terendah. Penelitian tersebut tidak menunjukkan peningkatan risiko kanker pada konsumsi ayam atau ikan.
Mekanisme pasti hubungan daging merah dan kanker kolon belum sepenuhnya dipahami, tetapi bisa terkait dengan kandungan heme iron yang berpotensi merusak DNA atau cara pengolahan dan penyimpanan daging.
Metode memasak daging pada suhu tinggi, seperti memanggang atau menggoreng, dapat meningkatkan potensi risiko. Proses pemanggangan dan pengasapan yang memberikan warna gosong dan aroma asap pada daging juga menghasilkan senyawa yang berpotensi karsinogenik.
Bagian daging yang terbakar, terutama potongan matang matang (well-done), mengandung heterocyclic aromatic amines. Sementara itu, asap mengandung polycyclic aromatic hydrocarbons yang dapat menempel di permukaan daging.
Daging olahan seperti ham, sosis, bacon, dan hot dog menggunakan proses pengawetan, pengasapan, atau bahan kimia tambahan untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan cita rasa. Proses ini dapat menghasilkan N-nitroso compounds yang dalam beberapa studi terkait dengan risiko kanker.
Untuk menikmati barbekyu dengan lebih aman, beberapa langkah bisa diterapkan:
1. Jaga permukaan panggangan tetap bersih dan gunakan aluminium foil untuk menghindari percikan asap.
2. Hindari penggunaan cairan pemantik api bila memungkinkan.
3. Pilih potongan daging yang lebih tipis agar matang lebih cepat.
4. Potong lemak yang dapat menetes dan menghasilkan asap berlebih.